This article reveals how the economic system of the Majapahit Kingdom since its establishment until its collapse. The key problem discussed is how the economic system of the Majapahit? The method used is the method of historical research covers four main activities, heuristic, criticism , interpretation, and historiography. The results showed that the effort to develop life Majapahit economy heavily depend on commodities produced , shipping and commercial activities. In a smaller scale , the industry also has an important role in the economy. Abstrak Artikel ini mengungkapkan tentang bagaimana sistem perekonomian Kerajaan Majapahit sejak berdiri sampai keruntuhannya. Permasalah utama yang dibahas adalah bagaimana sistem perekonomian kerajaan Majapahit? Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah meliputi empat kegiatan pokok yaitu heuristik, kritik, intepretasi, dan penyajian. Hasil penelitian menunjukan bahwa usaha mengembangkan kehidupan perekonomian Majapahit sangat tergantung oleh komoditi yang dihasilkan, aktifitas pelayaran dan perniagaan. Dalam skala yang lebih kecil, industri juga memiliki peran penting dalam perekonomian. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Sistem Perekonomian Kerajaan MajapahitIkhsan Rosyid Mujahidul Anwari1AbstractThis article reveals how the economic system of the Majapahit Kingdomsince its establishment until its collapse . The key problem discussed is howthe economic system of the Majapahit? The method used is the method ofhistorical research covers four main activities, heuristic, criticism ,interpretation, and historiography . The results showed that the effort todevelop life Majapahit economy heavily depend on commodities produced ,shipping and commercial activities . In a smaller scale , the industry also hasan important role in the economy .Keywords majapahit, economic, agriculture, commerce,industryAbstrakArtikel ini mengungkapkan tentang bagaimana sistem perekonomianKerajaan Majapahit sejak berdiri sampai keruntuhannya. Permasalahutama yang dibahas adalah bagaimana sistem perekonomian kerajaanMajapahit? Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitiansejarah meliputi empat kegiatan pokok yaitu heuristik, kritik, intepretasi,dan penyajian. Hasil penelitian menunjukan bahwa usaha mengembangkankehidupan perekonomian Majapahit sangat tergantung oleh komoditi yangdihasilkan, aktifitas pelayaran dan perniagaan. Dalam skala yang lebihkecil, industri juga memiliki peran penting dalam kunci majapahit, ekonomi, pertanian, perniagaan, industri1 Departemen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga, E-mailikhsan_shsc Majapahit memilikiwilayah yang luas dan mencakup periodekekuasaan yang lama. Berdasarkanpenanggalan dari Kidung Harsya Wijayamaka diperoleh penafsiran bahwa haripelantikan Raden Wijaya pada hari ke-15bulan Tahun sebagaiKartika, 1215 Cakahari kelahiran Majapahit. SartonoKartodirdjo, 1993xi Sementara saatkeruntuhan disimpulkan dari candrasengkala yangsirno ilang kertaning bhumikemudin dimaknai tahun 1400 atauCaka1478 Masehi Sehingga usia 2 Abad. Meskipun ikon Majapahitadalah Trowulan, yang notabene terletakpada pedalaman di Jawa Timur akan tetapijustru puncak kekuasaan dan kejayaannyasebagian besar adalah laut. Sehingga tidakdapat dipungkiri bahwa sebetulnyaMajapahit merupakan peradaban maritimMarwati Djoened Poesponegoro danSartono Kartodirdjo, 2008477. Sebagaikerajaan maritim, tentu saja aktifitasekonomi utamanya adalah pelayaran danperniagaan antar pulau. Perdaganganmenjadi salah satu faktor penggerakperekonomian dan berlangsung dalamskala yang masif. Dalam konteksperniagaan internasional, kerajaanMajapahit berperan penting dalampengelolaan pertengahan abad keempatbelas, Maluku dianggap sebagai wilayah Majapahit Anthony Reid, 2011 9.Maluku pada era ini sangat penting dalamjaringan perniagaan karena sebagaipenghasil rempah-rempah yangdibutuhkan masyarakat rempah-rempah dari Maluku,secara umum, ledakan permintaan akanhasil bumi di Asia Tenggara telahmendorong kemakmuran Majapahit padaabad ketiga belas, yang kebetulanMajapahit sedang berkuasa pada periodetersebut. Dalam kaitan inilah kemudianmuncul kota-kota pantai di Jawa sebagaibasis kekuatan ekonomi maritim kerajaanMajapahit yakni Demak, Jepara, Tuban,Gresik, dan Surabaya Anthony Reid,201176.Sebagai penguasa daerahkepualauan, imperium Majapahitmempunyai angkatan darat dan laut yangkuat. Kota Tuban adalah pelabuhanterbesar di Jawa, kemudian abad ke-15mucul kota Gresik dimana banyak orang-orang Tionghoa yang kaya sehinggamenjadi gudang rempah-rempah dariMaluku. Surabaya dan Jepara jugamenjadi penting karena menjadipengekpor beras Prajudi Atmosudirdjo,1983, 43-44. Hubungan dan interaksiperniagaan dengan daerah-daerah lainbaik di Nusantara maupun Internasionalmenjadikan mata uang Cina mendominasidalam sistem moneter Adrian Perkasa,2012 31-32. Hasil utama kerajaanMajapahit sekaligus menjadi komoditipenting dalam perniagaan internasionaladalah komoditi beras berastersebut kemudian menjadikan sebagianbesar penduduknya bermata pencahariansebagai petani, selain tentu saja pedagangdan pelayar antar pulau. Kondisi tanahyang subur serta pengaturan irigasi yangbaik memungkinkan masyarakatMajapahit dapat memanen padi setahundua kali. Hal ini mengakibatkan surplusberas sehingga memungkinkan untukekspor ke luar wilayah. Dibalikkehandalan armada laut Majapahit, tetapsaja merupakan kerajaan agraris yangmengandalkan pertanian sebagai tiangutama penyangga keberadaannya. Berasdibawa armada kerajaan ke Maluku untukdiperdagangkan atau ditukar denganrempah-rempah. Selanjutnya rempah-rempah diperganngkan dengan pedaganglain terutama dari Cina dan India. Dariperdagangan itulah keluarga kerajaanmendapatkan kain sutera, keramik, dnabendap-benda logam yang diperoleh daripenguasaan atas perdagangan beras iturupanya telah mendorong para pejabatkerajaan memacu peningkatan hasil berasyang ditanam oleh petani Daud ArisTanudirjo, 1993 133.Masyarakat Majapahit telah mampumengembangkan sistem pertanian denganteknik sistempertanian terkait dengan, kondisipertamageografis dengan wilayah dataran rendahyang luas ditunjang aliran sungai dangunung berapi, campur tangankeduapenguasa terhadap sektor pertaniandimana dapat dilhat dalam penetapanpajak atas tanah didasarkan hasil panenSubroto, 1993 156. Selain pajakpertanian, guna memenuhi kebutuhanekonomi kerajaan diperlukan juga upayapendapatan lain dari sumber-sumberseperti upeti dari raja-raja bawahan,hadiah negara-negara sahabat, hasilrampasan perang, pajak perdagangan, danpajak industri Boechari, 19817-8.Disamping aktifitas perdagangandan pertanian, ternyata ada sektorekonomi lainnya yang penting dalamupaya mendukung keberadaan kerajaanMajapahit, khususnya untuk memenuhiberbagai kebutuhan data arkeologis dapatdiketahui bahwa kelompok-kelompokpenggarap industri memegang perananpenting dalam menunjang kehidupanperekonomian pada umumnya sertakehidupan politik, sosial, dan budayakerajaan. Sumber-sumber berupa prasasti,kesastraan kuno, relief candi, sertaartefak-artefak lainnya yang masih adasampai saat ini merupakan sumber utamauntuk menjelaskan ini Subroto danSlamet Pinardi, 1993205.Bukti-bukti arkeologis yang masihada sampai saat ini serta sumber-sumbertertulis yang mucul pada zaman Majapahitmengungkapkan berbagai aktifitasperekonomian masyarakat. Oleh karenaitulah penelitian ini akan didasarkan padasumber-sumber tertulis sejaman dan yangnampak pada bukti-bukti artefak. Olehkarena itu rumusan masalah yang akandikaji dalam penelitian ini adalahbagaimana sistem perekonomian kerajaanMajapahit?105Sistem Perekonomian Kerajaan MajapahitIkhsan Rosyid Mujahidul Anwari Metode PenelitianPenelitian ini menggunakansumber-sumber tertulis sejaman danbukti-bukti artefak secara arkeologissebagai data analisa. Sumber-sumbertertulis diperoleh dari PerpustakaanMuseum Majapahit, Perpustakaan BadanPerencanaan Daerah Propinsi Jawa Timur,peninggalan-peninggalan arkeologis yangtersebar di berbagai wilayah Jawa Timurbaik berupa situs, candi, ataupunpeninggalan-peninggalan berupa artefaklainnya, dan perpustakaan-perpustakaanlain yang mendukung. Sumber pentinglainnya adalah hasil-hasil penelitianterdahulu serta bukti-bukti arkeologisyang terkait dengan tema tertulis maupunbukti-bukti arkeologis kemudiandilakukan analisis berdasarkan fokuskajian yaitu pertanian, perdagangan antarpulau, dan perindustrian. Dari hasilanalisis inilah kemudian dirangkaimenjadi sebuah hisoriografi tentangsejarah perekonomian pada masaKerajaan kekuatan armada laut yanghandal, pada dasarnya Majapahitmerupakan kerajaan agraris yangmegandalkan pertanian sebagai tiangutama. Beras masih merupakan tulangpunggung ekonomi kerajaan. Hasilpersawahan ini bahkan menjadi komoditiperdagangan antar pulau dan antarwilayah. Beras dibawa ke Maluku untukdiperdagangkan atau ditukarkan denganrempah-rempah. Selanjutnya rempah-rempah yang diperoleh ditukarkan denganpara pedagang dari Negara yang diperoleh daripenguasaan atas perdagangan berasrupanya mendorong pejabat kerajaanmemacu hasil beras yang ditanam olehpetani Pigeud, 1960.Masyarakat Majapahit telah mampumengembangkan system pertaniandengan teknik yang tinggi. Dasarkeberadaan pertanian di Majapahit padawaktu itu dilandasi oleh kondisi geografisJawa Timur yang merupakan daerahdataran rendah yang cukup luas, ditunjangdengan aliran-aliran sungai dan gunungberapi. Selain itu tentu saja karena factorcampur tangan penguasa. Ini terkaitdengan berbagai kehidupan ritual dansystem pajak yang diberlakukan dikerajaan. Mengingat keberlangsunganhidup kerajaan tidak terlepas dari sectorpertanian Subroto, 1993 156.Letak daerah Majapahit di JawaTimur yang berada pada daerah tropismenyebabkan daerah tersebut sangatcocok untuk pengembangan pertanian,kondisi ini juga didukung secara geografisyang terletak pada wilayah dataran rendahyang cukup luas, adanya aliran beberapasungai dan terdapat gunung berapi adalahfaktor pendorong berkembangnyakesuburan tanah sehingga menyebabkanpertanian masa Majapahit dapat menjadisektor utama pemasukan pertanian masa Majapahitdapat berkembang hingga maksimalkarena mendapat dukungan dari pihakpenguasa kerajaan dengan dibuatnyasistem pengairan dan pengembanganteknologi dasarnya ada enam jenisaktivitas perekonomian yang mendukungMajapahit yaitu pertanian, perkebunan,pemanfaatan hutan, peternakan,perburuan hewan, dan kerajinan. Bahanmakanan yang dihasilkan pertanian diMajapahit umumnya tidak jauh berbedapada masa sekarang ini bahan makanantersebut adalah beras, umbi-umbian, cabe,labu, kacang-kacangan, rempah-rempah,buah-buahan, dan jenis palem. Namunyang menjadi produksi utama padamasyarakat adalah produksi padi, haltersebut sesuai dengan kondisi makananpokok masyarakat jawa kuno adalahberas. Beras menjadi bahan kebutuhanpokok masyarakat jawa bahkan hinggakini beras masih menjadi konsumsi utamamasyarakat Indonesia, pada saat kerajaanmajapahit beras merupakan penentuperekonomian Majapahit. Beras tidakhanya digunakan untuk memenuhikebutuhan setempat bahkan menjadikomoditas eksport, di masa Majapahitberas digunakan juga untuk di barterdengan rempah-rempah yang berada diMaluku, kemudian rempah-rempahtersebut menjadi bahan yang dapatdikonsumsi dan diperjual belikan denganpedagang yang berasal dari luarNusantara. Pertanian merupakan sumberpendapatan karena adanya pajak yangdikenakan pada petani. Pajak pertaniantersebut menjadi pemasukan yang sangatbesar bagi pihak Jurnal Kesejarahan, Vol. 3, Juni 2015 hlm. 104–115 Masyarakat petani Majapahit telahmengenal jenis-jenis pertanian kering danbasah. Pertanian kering dilakukan di tanahtegalan, di lading, dan di pertanian basahadalahpertanian diakukan di prasasti I 902 MWatukuramemuat keterangan mengenai jenistanaman padi gaga yang ditanamSubroto, 1993 157. Jenis pertanianbasah merupakan andalan bagiperekonomian Majapahit. Bukti-bukti dariprasasti dan karya sastra menunjukanketerlibatan dan campur tanganpemerintah dalam sector ini terutamaterkait dengan sector penunjang untukfasilitas-fasilitas pengairan. Usaha-usahayang dilakukan oleh penguasa dapatdilihat dari pembuatan kanal-kanal,tanggul sungai, pembuatan waduk, dam,dan lain-lain. Tujuan dari pem buatanailitas tersebut selain untuk mengatasibanjr juga merupakan upaya untuk irigasipertanian Subroto, 1993158.Wilayah Majapahit yang cocokmengembangan pertanian memilikikarakter yang dapat digunakan untukmengembangan dua jenis pertanian yangterdapat di masyarakat jawa. Wilayahnyayang terletak di daerah tropis dapatdigunakan untuk mengembangkan jenispertanian basah dan kering sepertipertanian yang ada pada saat ini. Pertaniankering yang ada di Majapahit juga tidakterlalu berbeda jauh dengan pertaniankering di masa kini, pertanian kering diMajapahit tersebut juga di lakukan ditegalan, kebun, dan di ladang. Pertaniankering ini tidak memerlukan banyak airbaik dari irigasi oleh sumber mata air,sungai dan air tegalan lebih banyakdigunakan saat Majapahit karena lahanyang digunakan untuk pertanian tegalanini tidak seluas lahan yang digunakanuntuk pertanian ladang, Lahan padapertanian pertegalan ini juga diperlukanpengolahan terlebih dahulu sebelumtegalan tersebut ditanami. Tanaman yangdihasilkan pada pertanian pertegalan yangtanpa menggunakan sistem irigasi ataupengairan kebutuhan air tanaman-tanaman tersebut dapat terpenuhi denganadanya air tanah dan curah hujan yangcukup. Tanaman tersebut seperti umbi-umbian, biji-bijian, dan padi gaga padikering. Letak lokasi tegalan berjauhandari hunian pada masa ladang berbeda denganpertanian tegalan. Pada pertanian ladang,lahan yang digunakan lebih luas daripadapertanian tegalan. Lahan tersebut dapatdiperoleh dengan cara membuka hutanatau dengan menebangi pepohonan dilahan yang akan di jadikan ladangkemudian pepohonan yang telah di tebangtersebut di bakar dan abu hasilpembakaran tersebut digunakan sebagaipupuk, tanaman yang dihasilkan padapertanian ladang tidak terlalu bervariasiseperti pertanian tegalan. Pertanian ladangini umumnya tidak di kembangkan padamasa itu dan pertanian ladang ini lebihbanyak di kembangkan di daerah luarpulau jawa karena luas wilayahnya lebihbesar dan juga pengaruh musim pertanian yang dikembangkandi Majapahit juga terdapat pertaniankebun. Perbedaan antara pertanian kebundan tegalan berada pada letak pertaniantersebut, pada pertanian tegalan berada diluar dan terpisah dari lingkungan huniandi masyarakat dan fungsinya untukpertanian saja. Pertanian kebun terdapatpada dekat hunian atau menjadi bagiandari hunian tersebut. Kebun tersebut dapatdi tumbuhi oleh berbagai jenis timbuhanpeneduh. Pada masa Majapahit kebundigunaka untuk bertanam buah-buahan,karena menghasilkan barang yang lakudipasaran pada saat itu juga perkebunandikenakan pajak perkebunan hal itu diterangkan dalam prasasti 831 MKamalagidan I 903M yang menyebutkanWatukuratentang adanya pajak kebun ataukebwankbuan.Kehidupan pertanian di masaMajapahit juga mengembangkanpertanian basah atau lebih sering dikenaldengan pertanian sawah. Hasil utama daripertanian sawah ini adalah padi yangmenjadi konsumsi utama dari masyarakatJawa kuno hingga saat ini. Pertaniansawah ini memerlukan air dalam jumlahyang banyak. Oleh karena itu, pada masaMajapahit ini pula sistem irigasi ataupengairan mendapat perhatian dari pihakpenguasa. Berdasarkan carapengairannya, dikenal pula dengan adanyasawah sorotan yaitu sawah yangmendapatkan pengairan dari sumber mataair atau sungai dan sawah tadahan yangmendapat pengairan dari air Perekonomian Kerajaan MajapahitIkhsan Rosyid Mujahidul Anwari Terdapat pula istilah renek atau rawa yangberarti pertanian yang di kembangkan dilahan yang berupa rawa-rawa. Pertaniansawah ini menjadi penopangperekonomian di majapahit karena selainuntuk konsumsi masyarakat Jawa padaumumnya, hasil pertanian sawah ini jugamenjadi komoditas eksport dan menjadisumber pemasukan kerajaan karena pajakyang diterimanya. Usaha pertanian diMajapahit ini dapat berkembang denganbaik tentu tidak hanya secara faktorgeografis yang berada pada dataran rendahyang luas, terdapat sungai, dan terdapatbeberapa gunung berapi yang akitifsehingga menjadikan kandungan tanah disekitar Majapahit menjadi subur. Faktorlain yang ikut berperan untukperkembangan pertanian adalah dukungandari pihak penguasa kerajaan berupapembuatan tanggul sungai, pembuatanwaduk, dan pembuatan dam. Pembuatanfasilitas pertanian tersebut dapatdigunakan sebagai sarana irigasi dan jugasebagai sarana untuk menanggulangibahaya prasasti Kembangarung902 M, teknologi pertanian yangdigunakan yakni cangkul, bajak, dan itu juga disebutkan sejumlah alatyang digunakan untuk upacara penetapansima yaitu wadung, kapak, petel, alatpenusuk, linggis, cangkul, trisula, danpisau Subroto, 1993 159. Cangkulterdiri dari dua bagian yakni cangkul dan tangkai . Pacul terdiripacul dorandari satu lempengan dengan bagian depanmerupakan yang runcing. Sedangkanbagian belakang dibuat lubang untukmemasang doran. Bagian pacul terbutadari logam, sementara doran dibuat darikayu. Selain itu dikenal pula ani-ani yangdigunakan untuk memanen padi. Terbuatdari bambu sebagai tangkai, papan bilahdari kayu, dan bilah tipis alat-alat lain yang jugadiperlukan untuk kegiatan pertanianadalah alat-alat yang digunakan untukmengolah hasil panenan. Alat-alat yangbiasa digunakan yakni lesung, lumping,alu tampah Lesung, dan . adalah wadahuntuk menumbuk padi, berbentuk sepertiperahu dan diberi palungan memanjangmegukuti bentuk lesungnya. Terbuat darikayu dan batu. Palungan lesung digunakanuntuk menumbuk padi yang masihbertangkai, sedangkan lobang bundardigunakan untuk menumbuk gabah. Alatyang digunakan untuk menumbuk padidisebut alu atau antan. Alu biasanyaberbentuk seperti tongkat kayu denganukuran panjang bervariasi, bagian tengahdibuat lebih kecil dengan maksuddigunakan untuk pegangan lain yang digunakan dalampengolahan hasil panen adalah .tampahAlat ini berupa wadah berbentuk bundarterbuat dari anyaman bambu berbingkaimelingkar. Tampah memiliki anyamanyang halus. Fungsi pokoknya untukmenampi kulit gabah yang sudahterkelupas dari beras akibat pekerjaan yang dilakukandalam pertanian yakni ,pertamapekerjaan yakni membersihkanamabakitanah garapan dari rumput atau sisatanaman lama. yakniKedua, amalukumembajak atau mencangkul. Mencangkulmerupakan alternative pekerjaan lain padalahan sawah yang tidak terlalu luas. Tahapkedua ini, baik membajak maupunmencangkul memiliki fungsi sama yakniuntuk menggemburkan tanah. Ketiga,pekerjaan yakni membuatmanggarutanah yang sudah dibajak atau dicangkulmenjadi lebih halus dengan . Dandigarutahap terakhir pengolahan tanah sebelumditanami adalah atau mengairianglersawah sampai penuh dengan air. Barutahapan berikutnya adalah menanam atautandur. Pada umumnya sebelum tanahdigarap, petani sudah meyiapkan sepetaktanah persemaian untuk menebar benihpadi, setelah penanaman benih, pekerjaanyang dilakukan kemudian adalahmemantun atau menyiangi . pekerjaan inidilakukan dengan tujuan untuk mencabutirumput sambil menggaruk-garuk tanahdengan menggunakan tangan dengantujuan agar tanaman padi tidak terganggukesuburannya. Setelah proses inidilakukan biasanya petani tinggalmenunggu sampai panen tiba. Namun jedasambil menunggu panen biasanya petanimenjaga agar tanaman tidak terseranghama seperti tikus, atau sejeniswerengbelalang, dan lain-lain. Pada prosespemanenan biasanya menggunakan ani-ani Subroto, 1993 164-168.Selain tahapan-tahpan yangdilakukan di atas, ada hal yang perludiperhatikan oleh petani ketika prosespenanaman padi pada umumnya adalahadanya musim tanam .pranata mangsa108VERLEDEN Jurnal Kesejarahan, Vol. 3, Juni 2015 hlm. 104–115 Para petani memiliki pengetahuan yangberhubungan dengan pengaturan musimtanam berdasarkan perhitungan tahunSurya yang terbagi menjadi 12 mangsaatau musimSecara geografis, sektor pertanianpadi sangat cocok untuk dikembangkan dikerajaan Majapahit. Dan dari pertanianinilah Majapahit menjadikan keunggulandalam komoditi dagang untukperdagangan antar wilayah. Dan yanglebih utama bagi penguasa local, pertanianini merupakan pemasukan penting dalamsektor pajak berupa hasil panen maupundari luas tanah. Dengan adanyakepentingan inilag penguasa sangatmemperhatikan perkembangan dankemajuan sektor pemerintah dapat dilihatdari usaha-usaha yang berhubungandengan pembuatan dan perbaikan saranairigasi. Beberapa prasasti yang ada padamasa Majapahit menunjukan tentangusaha ini. Beberapa diantaranya prasastiHarinjing, Kamalagyan, Wulig,Kandangan, Trailokyapuridan . Isibeberapa prasasti menyebutkan dalamusaha mengendalikan sungai Brantasterutama pada saat musim hujan agar tidakterjadi banjir dengan maksud menjauhkangangguan kerusakan pada usaha preventif berupapencegahan, juga dilakukan upaya-upayalain yakni berupa pembuatan bendunganuntuk keperluan irigasi. Mengingatperanan penting sektor pertanian sebagaipenunjang keberadaan kerajaan, makadalam struktur kerajaan kemudiandiangkat pejabat-pejabat khusus yangmengurusi pertanian. Kehidupanpertanian juga berpengaruh terhadapsistem kepercayaan masyarakat. Upacara-upacara ritual terkait pertanian banyakdilakukan sebagai bagian prosesi mengenal kepercayaan adanyaDewi Sri sebagai penjaga pertanian. Sejakmasa persiapan tanam sampai masa panenakan dilakukan upacara selamatan dengantujuan memperoleh hasil panen yang pertanian diMajapahit yang berada di daerahpedalaman memang sangat membantusektor pertanian di Majapahit karenasecara geografis wilayah Majapahit yangterdapat di wilayah tropis dan berada padatanah subur menyebabkan produksi padiyang dihasilkan petani Majapahit cukupmelimpah. Produksi padi yang melimpahtersebut digunakan untuk konsumsikehidupan sehari-hari masyarakat Jawakuno dan kelebihan beras tersebutdigunakan untuk perdagangan diNusantara, sehingga dapat diambil pajakdari kerajaan Majapahit untuk dijadikanpendapatan. Perkembangan pertaniantersebut juga menyebabkan diangkatnyapejabat-pejabat khusus yang bertugasmengurusi pertanian di struktur masyarakat tersebutterdapat istilah atau yangwanua thanimengacu pada suatu wilayah yangditinggali oleh para petani dan pendudukdesa. Sebutan yang digunakan untukmasyarakat atau petani setempat tersebutadalah anak atau anak . Anakwanua thanithani juga sering disebut dengan ,thanithani bala tanayan thani, dan . Sebutantersebut sama saja dengan anak .wanuaTanah yang sering digunakan petaniadalah sawah, gaga ladang, kbuankebun, dan rawa. Sawahrenekmenempati kedudukan sosial di masyarakatdapat dilihat dengan perbedaan pemilikantanah. Sumber prasasti menyebutkanbahwa yang menyumbang tanahnya untukdigunakan sebagai daerah adalahsimapara pemimpin di tingkat , ditingkatwanuawatak para ramamisalnya dewan , ataupara samget para rakai, atau . Hal tersebutdapat menjadi gambaran bahwa statussosial seseorang di masyarakat dapatditunjukkan dengan luas tanah yangdimiliki. Pada masalah transaksi tanahjuga melibatkan orang-orang yangmempunyai sebutan , ataudang mpumpungku rakryan samget mapanji, , , dan .Hal tersebut menunjukkan gambarangolongan masyarakat yang juga dapat dibedakan berdasarkanstatus keturunan dalam desa tertentu,kelompok pertama adalah anak wanuaatau adalah kelompok elit desaanak thaniyang merupakan keturunan langsung daripendiri desa. Kelompok kedua adalahketurunan dari pendatang baru, padadasarnya hanya kelompok pertama yangberpengaruh dalam pengambilankeputusan dalam dewan pimpinan desadan memiliki petani tersebut jugamemiliki sistem pemerintahan yangdikendalikan oleh ataurama karaman,tuha wanua tuha tuha,atau .Pada109Sistem Perekonomian Kerajaan MajapahitIkhsan Rosyid Mujahidul Anwari kelompok lain terdapat pula kelompokyang mempunyai fungsi-fungsi khususyaitu berfungsi sebagaimatamwakpetugas pengawas bendungan, huluwuattan sebagai petugas pengawasjembatan dan jalan sebagai, hulu wraspetugas pengatur distribusi air, hulu airatau atau adalahhuler penghulu banyupetugas pemimpin irigasi, dan warigasebagai petugas ahli perhitungan sistem tersebut terdapat jugapetugas yang mengurusi urusan petugas tersebut mencakupurusan pertanian saja, petugas tersebutyaitu sebagai petugasambekal tuwuhpengurus hasil bumi, asedahan thaniadalah petugas yang mengurusi tanah danpajak pertanian, angucap gawe thanisebagai kepala kegiatan wilayah, terdapatjuga kelompok manggilala drawya hajiatau atauwilang wanua wilang thanibertugas sebagai petugas pencacah ataumelakukan sensus terhadap penduduk,dan sebagai pengawas kegiatantuha alasperburuan di Masa MajapahitJawa dan Nusantara pada umumnyaterletak di jalur pelayaran danperdagangan yang strategis. Nusantaramenjadi bagian tak terpisahkan dari jalurperdagangan yang dikenal dengan jalursutera. Sehingga tidak dapat dipungkiriwilayah-wilayah Nusantara sudahmemiliki hubungan dengan daerah luarNusantara terutama India dan data temuan arkeologis,hubungan dagang antara Nusantaradengan Cina baru berlangsung sekitarabad IX-X Masehi. Data tersbut berupatemuan keramik Cina yang berasal daridinasti Tang 618-906 yang tersebar didaerah Jawa, Sumatera, dan Hujung Galuh menjadipelabuhan perniagaan antar diperkirakan di Surabaya,namun menurut Casparis pelabuhanHujung Galuh tidak jauh dari Mojokerto de. Casparis, 1958 20. KalauHujung Galuh sebagai pelabuhan antarpulau maka pelabuhan antar Negaraterdapat di Kambang Putih yaitu di ataudekat Tuban sekarang. Pada masapemerintahan Airlangga untukmemajukan perdagangan denganpenghapusan berbagai jenis pajak. Orang-orang asing yang berdagang berasal dariIndia, Burma, Sailan, Kamboja, kitab Nagarakertagama disebutkanbahwa kekuasaan Majapahit tidak terbatasdi Jawa saja akan tetapi meliputiSumatera, Kalimantan, SemenanjungMelayu, dan pulau-pulau di sebelah TimurJawa. Dengan demikian untuk melindungidan menjaga kesatuan wilayah tersebutdiperlukan suatu armada laut yangtangguh dan dari Negara asing yangdibawa ke Majapahit diantaranya adalahsutera dan keramik dari Cina, kain dariIndia, dan dupa dari Arab. Barang-barangtersebut ditukar dengan rempah-rempahdan hasil pertanian lainnya. Selainkeramik yang diimpor dari Cina, jugakeramik dari Vietnam , Khmer, danThailand berupa piring, mangkuk, cepuk,dan gelas besar. Dalam perdaganganinternasioal telah dipergunakan mata uangCina berupa logam. Hal ini ditunjukandengan penemuan uang logam Cina diTrowulan yang digunakan pada masadinasti Song 960-1279M. Hal inidisebabkan Cina banyak mengimpormerica dari Majapahit. Akibatnya banyakuang logam Cina mengalir ke penting perdagangan dan pelayarankarena pada factor sungai Brantas danBengawan Solo yang telah berperan sejaksebelum munculnya kuno mencapaipuncak kejayaan pada masa kedua sungai tersebutmemegang peranan penting dalammenyebarluaskan komoditi, saranapengangkutan dari pedalaman kepelabuhan dan dijadikan sebagaipendukung bagi pelayaran untuk luarpulau dan Negara asing. Komoditasbarang yang diperdagangkan dalamperniagaan antar pulau dan Negara terdiridari barang kebutuhan sehari-hari,hasilproduksi industry atau kerajinan, danbarang-barang kebutuhan sehari-hari mneliputi bahan makanan, hasil bumi,ternak, dan bahan pakaian. Makananpokok masyarakat Jawa adalah prasasti Taji 901M menyebutkandalam rangka upacara penetapan simauntuk konsumsi diperlukan 57 kadutberas, 6 kerbau, 100 ekor ayam. Olehkarena itu beras merupakan bahanperdagangan yang sangat maju sejakdahulu. Para pedagang Jawa abad X M110VERLEDEN Jurnal Kesejarahan, Vol. 3, Juni 2015 hlm. 104–115 membawa beras dan hasil bumi lainnya keMaluku dan Nusa Tenggara. Dalamprasasti Panggumulan A 902 Mdiketahui adanya pedagang beras. Merekadiminta untuj mengikuti upacarapenetapan sima saat mereka lewat desaPanggumulan menuju pasar beras, komoditi makananyang diperjualbelikan adalah buah-buahan. Berdasarkan relief yang terdapatdi Candi Penataran, buah-buahan yangdiperjualbelikan diantaranya sepertinanas, pisang, papaya, kelapa, dan demikian masih perlu diteliti lebihjauh apakah buah-buahan tersebutdiperdagangkan pada tingkat localataukah juga sudah menjadi kebutuhan hidup sehari-harilaninnya adalah garam. Garam dihasilkandengan mengeringan air laut. Garammerupakan komoditi penting bagimasyarakat pedalaman. Dalam prasastiBiluluk 1366 M disebutkan adanya hakyang diberikan pada masyarakat Bilulukuntuk membuat kebutuhan lainnya berupabinatang ternak, unggas, dan ikan. Ternakyang lazim diperdagangkan adalahkerbau, sapi, kambing, itik, dan ayam. Halini dapat diketahui dalam prasasti-prasastiyang memuat tentang ketentuan pajakyang dikenakan bagi para penjual ternak didaerah yang ditetapkan sebagai simaSlamet Pinardi dan Winston SD Mambo,1993 183-184. selain itu, komoditi yangdiperdagangkan untuk kebutuhan hidupsehari-hari adalah kelapa, kesumbapewarna batik, buah mengkudu, kacang-kacangan, lada, dan tebu Groeneveldt,1960 16.Komoditi kerajinan yangdiperdagangkan meliputi hasil kerajinanperiuk dari tembaga, keranjang dari daunkelapa, paying, barang anyam-anyaman,dan kapur. Selain itu, berdasarkaninformasi dari prasasti-prasasti yang adadapat diketahui barang dagangan yangdipikul berupa kapas, garam, beras, ikan,minyak, besi, barang terbuat dari tembaga,barang dari perunggu, kain, dansebagainya. Selain itu jugadiperdagangkan berupa dupa yangdigunakan sebagai upacara barang-barang tersebut ada jugayang diperjualbelikan yakni berupa tanah,sawah, dan kebun dengan disebutkanukuran tanah dan harga yang tersebutdalam prasasti-prasasti yang komoditi untukperdagangan antar pulau dan luar negeriantara lain beras, merica, garam dihasilkandi daerh pantai Utara Jawa, rempah-rempah, mutiara, kulit penyu, gula tebu,pisang, kayu cendana, emas, perak,kelapa, kapuk, tekstil katun, sutera,belerang, dan juga budak. Beras sebagaikomoditi utama Majapahit dieksport kebagian Timur untuk ditukarkan denganrempah-rempah yang kemudian dieksporlagi ke Cina. Beras juga dibawa keSumbawa untuk ditukar dengan tekstil,dan tektil ini ditukarkan dengan rempah-rempah. Sebagai pelabuhan utamaMajapahit untuk keperluan ekspor danimpor merupakan pelabuhan internasional barangkomoditinya adalah seperti beras yangberasal dari sebagian ebsar wilayahkerajaanMajapahit, memanfaatkanpelabuhan Gresik yang kemudian padaabad XVI diambil alih pelabuhan Jeparaseiring majunya teknologi perkapalan danhutan jati di daerah Jepara. Tempatpenghasil merica dari daerah Majapahitadalah Paciran Slamet Pinardi danWinston SD Mambo, 1993 185.Sedangkan barang-barang yangdiimpor dari Cina antara lain sutera,barang-barang dari besi, uang itu barang impor yang pentinglainnya adalah keramik yang diimporsejak dinasti Song sampai dinasti berita dinasti Ming disebutkan,bahwa orang-orang Majapahit sangatgemar terhadap piring berbunga dari Cina, keramik juga diimpordari Khmer dan Thailand. Selain CIna, diMajapahit juga sudah terdapat pedagangdari Persia yang membawa gelas pertukaran paling klasik dansederhana adalah degan sistem tukarmenukar barang atau barter. Sistem inihanya berlaku bagi masyarakat yangmemiliki kebutuhan terbatas. Sehinggatukar menukar barang tidak terikat olehharga atau uang. Dalam pertumbuhan danperkembangan ekonomi, lama kelamaansistem barter ini terdesak karenameningkatnya kebutuhan. Oleh karena itumunculah sistem uang sebagai alat mulanya uang hanya sebagai alattukar saja ditukarkan dengan mata uanglainnya seperti digunaka untuk kenang-111Sistem Perekonomian Kerajaan MajapahitIkhsan Rosyid Mujahidul Anwari kenangan dan mengobati rasa ingin tahusaja. Namun lama kelamaan jumlah uangyang beredar semakin banyak sehinggaberkembang penggunaannya sebagai alattukar utama sekaligus dasar mata uang kuno padadasarnya terdiri dari 3 macam yaknibernbentuk setengah bulat, berbentukbulat, dan berbentuk kotak dengan bahandasarnya terbuat dari emas, perak,tembaga, dan timah Slamet Pinardi danWinston SD Mambo, 1993 185. Dengandikenalnya sistem uang ini juga dikenalpula dengan menabung. Berdasarkantemuan arkeologis, banyak ditemukancelengan yang digunakan untukmenyimpan uang uang logam dikenal jugasebagai benda tunggal yang dapat berdirisendiri dan bersifat spesifik karena dapatmemberikan informasi mengenai dimensiwaktu, dimensi tempat asal pembuatandan tempat penemuan, dan dimensi bentukyang terdiri dari atribut bentuk, ukuran,gaya, dan teknologi dari mata uang logampada masa itu. Sebenarnya, secarakonstektual informasi waktu yangdiperoleh dari temuan mata uang logambermamfaat bagi pertarikhan datingtermuan serta hubungan antar temuan,situs atau bagian-bagian situs secarakronologi horizontal yang dapatmenjelaskan arah perluasan kota, danpertarikhan lapisan budayanya atas dasarstratigrafi atau vertikal uang tidak terlepas daridari kegiatan perdagangan. Dalam sejarahkepurbakalaan Indonesia, perdaganganyang pertama kali dilakukan oleh manusiaadalah dalam bentuk perdagangan barter merupakan bentukperdagangan tukar menukar perkembangannya, perdaganganberter memiliki kendalam yaitupertukaran barang hanya akan terjadiapabila kedua belah pihak memilikibarang yang sama-sama mereka inginkandan juga kesulitan dalam memberikannilai harga pada suatu di atas,kemudian ditanggulangi oleh manusiadengan cara membuat suatu alat perantaradalam kegiatan tukar menukar, yangkemudian memunculkan apa yang kitasebut dengan uang . Uang diciptakansebagai alat untuk mempermudahterjadinya transaksi jual beli. Sebagaisatuan dalam perdagangan, uang harusmemenuhi syarat-syarat, seperti nilanyatidak berubah, mudah disimpan, tahanlama, dan mempunyai mutu yang syarat-syarat tadi, benda yangdianggap memenuhi syarat sebagai uangadalah logam. Dikarenakan olehkemampuan atau sifat logam yang lebihtahan lama, mutu yang yang sama dannilainya tidak mengalami perubahan darimasa ke logam yang ideal untukuang adalah emas dan perak. Jenis logamini sudah dipakai sebagai bahan untukpembuatan uang oleh banyak negara,diantaranya Cina. Cina sebagai negarayang memiliki sumber daya alam yangcukup banyak, tidak saja memanfaatkanjenis emas dan perak sebagai bahan untukpembuatan uang, namun jugamenggunakan perunggu, tembaga, setiap penelitian di situsTrowulan, para peneliti sering kalimenemukan mata uang Cina atau seringdisebut dengan kepeng. Inventaris dariMuseum Trowulan memberikan datasebanyak keping. Terdiri dari utuh, 185 pecahan. Mata uanglogam Cina atau kepeng banyak sekaliditemukan di situs arkeologi, tepatnya disitus Trowulan yang pada ahli mendugasebagai bekas Ibu Kota KerajaanMajapahit. Trowulan terletak 59 km disebelah barat daya Surabaya, Jawa geografis, Trowulan terletak padakawasan strategsi, yaitu sebelah Utaraberbatasan dengan Kali Brantas, sebelahBarat berbatasan dengan Kali Gunting,sebelah Selatan berbatasan dengangunung Anjasmoro, gunung Welirang danGunung Arjuna, dan di sebelah Timurberbatasan dengan Kali mata uang logam Cina disitus Trowulan adalah hal yang sangatpenting dan dapat dijadikan sebagaiindikator yang tepat mengenai keadaanperekonomian kerajaan Majapahit padamasa lalu. Mata uang logam juga dapat dianggap sebagai artefak bertanggal mutlakkarena memuat nama raja atau penguasadan angka tahun terbitnya .Trowulan yang diindikasikansebagai bekas Ibu Kota KerajaanMajapahit sudah banyak diteliti oleh ahli-112VERLEDEN Jurnal Kesejarahan, Vol. 3, Juni 2015 hlm. 104–115 ahli arkeologi. Penelitian pertama,dilakukan oleh Wardenaar, kemudiandilanjutkan dengan Kern, Poerbatjaraka,dan Maclaine Pont. Dalam penelitan yangdilakukan telah banyak hal yang bisaditemukan, diantaranya waduk dan kanalMapajahit oleh Karina Arifin 1983,sumur Trowulan oleh Gunawan 1985,pipisan dari situs Trowulan oleh YusmainiE. Joesman 1985, dan keramik dari situsKubur Panggung oleh Widiati 1986.Sampai saat ini, penelitian tentangkekayaan tinggalan arkeologi di Trowulanmasih dilanjutkan. Bahkan banyak pula,mahasiswa-mahasiswa arkeologi yangmelakukan penelitian atau ekskavasi disitus Trowullan. Sehingga, denganintensifnya penelitian di situs Trowulandapat di hasilkan sebuah gambaranmengenai kejayaan Majapahit pada mempermudah penyebutandari bagian-bagian mata uang dalampengukurannya. Mata uang logamberdasarkan hiasannya dapat dibedakanatas 2 bidang, yaitu bidang muka mien,dan bagian belakang pei. Bagian yag lainadalah lubang hao dan tepiandisekeliling mata uang logam . Bidangmuka biasanya dihiasi dengan lukisanpenting, legenda atau tulisan-tulisan,sehingga bidang ini tampak lebihmenyolok dan mudah di lihat. Padabagian muka ini, juga terdapat keterangantermasuk lukisan orang penting, senjata,tropi, cabang-cabang pohon danpengambaran legenda atau inskripsi .Sedangkan pada bagian belakang,biasanya dicantumkan nama tempat cetak,nilai nominal atau uang Cina adalah temuanyang sangat banyak ditemukan saatpenggalian arekologi di situs bahwa, pada masa Majapahit telahada alat ukur dalam masuknya uang Cina keIndonesia, kerajaan Majapahit telahmengenal uang dalam satuan berat yaitu susuwarna; ma masa; dank u kupang.Hanya kita tidak mengetahui pasti berapaberat satu sawarna itu. Jenis mata di atasterbuat dari emas, perak, dan besi. Disamping itu, ada pula mata uang lainnyayaitu atau , namun sama-pisis dharanasama tidak memiliki nilai yang berita Cina dinasti Sungdisebutkan pula bahwa orang Jawa,menggunakan potongan-potongan emasdan perak sebagai mata uang .Dalam sebuah perdagangan,mekanisme harga menjadi hal yang sangatpenting. Ini terlihat pada masa Majapahit,raja ikut campur dalam perekonomianterutama masalah pajak produksi danperdagangan, denda, dan mengaturjalannya masa kerajaan Majapahit, matauang Cina atau kepeng adalah satuan matauang yang paling banyak digunakan didalam transaksi perdagangan. Sepertiyang telah dijelaskan sebelumnya, bahwadata-data dari penelilitan arkeologi baikitu survey maupun ekskavasi di situsTrowulan dan juga bertita Cina Ying-Yai-Sheng-lun tahun 1462 M menyebutkanbahwa penduduk Majapahit memakaimata uang kepeng sebagai alatpembayaran .Praktek jual beli yang komplek akanmembutuhkan lembaga yang disebutsebagai pasar. Terutama setelahpenggunaan uang yang sangat pasar tidak terlepas darikebutuhan ekonomi masyarakat asal terbentukanya pasardibedakan menjadi dua yakni pasar yangterbentuk secara alami dan pasar yangsengaja dibangun. Pasar yang timbulsecara alami biasanya terletak di tempat-tempat yang strategis untuk lalu lintasperdagangan. Factor kepadatan pendudukmenentukan munculnya aktivitas perdagangan antarpulau dan luar negeri lainnya, peranSungai Brantar dan Bengawan Solo sangatpenting. Tempat-tempat tertentu disepanjang kedua aliran sungai tersebutberperan untuk pelabuhan bongkar muatbarang. Perdagangan Majapahitberkembang pesat semenjak berkuasanyadinasti Song yang memiliki politikterbuka bagi perdagangan terdapat catatan ada tigadaerah disepanjang sungai Brantas yangmenjadi pelabuhan perdagangan yakniTrung, Canggu, dan Bubat. Trung danCanggu merupakan pelabuhanpenumpang, sementara Bubat digunakanuntuk pelabuhan barang. Sedangkanpelabuhan pantai yang penting bagiMajapahit adalah pelabuhan Tuban danGresik, selain kedua pelabuhan jugaterdapat pelabuhan Jaratan, Sedayu, Perekonomian Kerajaan MajapahitIkhsan Rosyid Mujahidul Anwari Industri Masa MajapahitSelain dari sektor pertanian,industry juga merupakan aspek pentinglain dalam menggerakan ekonomimasyarakat setempat. berbagaikebutuhan baik untuk konsumsikeseharian maupun kebutuhan untukupacara dihasilkan dari produksimasyarakat setempat. di sampingmasyarakat penggarap sawah tanah, jugaterdapat golongan masyarakat penggarapindustry. Pengertian industry dalamkonteks ini dimaknai sebagai usaha untukmembuat atau menghasilkan berbagai sumber yangmuncul sejaman sering dijumpai sebutanberbagai jenis kelompok kerja kerajinandan ketrampilan. Kelompok ini sangatdibutuhkan dalam menunjang kebutuhankehidupan masyarakatSubroto danSlamet Pinardi, 1993 207. Para pengrajinatau penggarap industry bekerja untukmemenuhi kebutuhan raja dan rakyatkebanyakan. Oleh karena itu merekatinggal di dalam atau pusat kekuasaan jugadi luar keraton. Berbagai kebutuhanpernak pernik raja dan bangsawandihasilkan dari kerajinan seperti batik,penjahit, pande logam, senjata, dan hasil industry lainnyaadalah penghasil kapur ,manghapupembuat payung bulat magawai payunwlu makajang, penghasil kajang ,penghasil keranjang dari daun palemmagawai kisi , menghasilkan anyam-anyaman , penghasilmanganamanamperiuk tembaga , penghasilamndyunperekat atau lem , penghasilmanlakhajerat burung , dan lain-makala manuklain. Selai itu juga disebutkan dalamprasasti , beberapa jenisMedhawapurapekerjaan kerajinan yaitu abhasanasebagai penghasil pakaian, acarakimenghasilkan jamu, menghasilkantundanperahu menghasilkan minyak, lurunganjarak, menghasilkan minyak kelapa,kletikacadar amaranggimenghasilkan cadar,menghasilkan pewarna pakaian, dambeberapa barang hasil dari pandeSubroto dan Slamet Pinardi, 1993 212.Khusus untuk industry logam yangdilakukan oleh pande besi telahmenggunakan sistem pembagian pande dilakukan minimal olehdua orang yakni satu orang sebagaipengubub dan satu orang pande. Alat-alatyang dipergunakan berupa ububan, supit,palu, paron tatah kikir Sapit, dan atau .digunakan untuk mencapit alat-alat yangakan ditempa, baik dalam perapianmaupun saat sedang ditempa. Paludigunakan untuk memukul bahan tempaanagar dapat terbentuk sesuai keinginantukang pande. adalah landasanParontempat benda tempaan. Selain kerajinanbesi yang umum dilakukan adalah adanyaindustry gerabah atau tembikar. Tahapanyang dilakukan dalam pembuatantembikar adalah penyiapan bahan, prosespembuatan, proses pembentukan,penggarapan permukaan, penghalusan,pemberian hiasan, pengeringan, danpembakaranSubroto dan Slamet Pinardi,1993 214. Bahan yang digunakan berasaldari tanah liat. Keberadaan keduakerajinan tersebut sangat penting bagikelangsungan hidup suatu kerajaanterlebih lagi sektor industry memberikansumbangan pemasukan keuangankerajaan dari pajak-pajak hasil industryyang mengembangkan kehidupanperekonomian Majapahit sangattergantung oleh komoditi yang dihasilkandan keikutsertaan dalam aktifitaspelayaran dan perniagaan. Kedua aspektersebut menjadi penopang utamakejayaan Majapahit dalam bidangekonomi selain stabilitas politik tentu agraris masyarakat Majapahitdidukung oleh sumber daya alam yaknitanah yang subur, sistem pengairan,keterlibatan penguasa dalam usahamengembangkan sistem pertanian, sertaadanya hubungan kehidupan pertanianterkait dengan kehidupan keyakinan dankepercayan masyarakat. Selain itu aspekteknologi yang digunakan juga sebagaifaktor penting pengembangan sistempertanian ini. Bukti-bukti arkeologismengungkapkan penggunaan teknologipertanian yang sudah geografis, KerajaanMajapahit berada di jalur strategispelayaran dan perniagaan yang strategis inilah menjadikanMajapahit meskipun basis ekonominyamerupakan agraris akan tetapi dapatmemanfaatkan peluang untuk menguasaikemaritiman. Faktor penting tampilnyaMajapahit dalam perdagangan antar pulaudan internasional dipengaruhi olehkondisi bahwa Majapahit sebagai114VERLEDEN Jurnal Kesejarahan, Vol. 3, Juni 2015 hlm. 104–115 115penghasil beras dan hasil bumi lain yangdengan mudah dipasarkan dan diedarkansejalan dengan jalur pelayaran danperniagaan. Para pedagang Majapahittidka hanya memperjualbelikan komoditiberas saja akan tetapi juga berbagaikomoditi yang laku dalam perniagaanterutama rempah-rempah dari duniaTimur. Hubungan antara Majapahit danCina menjadi penanda penting bagikeberhasilan perdagangan internasionalMajapahit. Serta keterlibatan penguasadalam mengatur masalah pengelolaanperdagangan, pertanian dan aktifitasekonomi PustakaAlpert. Paul, tt. Economic DevelopmentObjectives and Methods, New York,The Free Nasruddin dan DriArbaningsih, 2008. Negara MaritimNusantara Jejak Sejarah yangTerhapus, Yogyakarta, Prajudi, 1983, SejarahEkonomi Indonesia dari SegiSosiologis Sampai Akhir Abad XIX,Jakarta, Pradnya 1981. “Ulah para PemungutPajak di Dalam Masyarakat JawaKuna”, dalam Majalah Arkeologi,Tahun IV no 1958, PidatoAirlanggaPenerimaan Guru Besar PTPGMalang, Surabaya Hasan, 2009, Masa AkhirMajapahit Girindrawardhana danMasalahnya, Jakarta 1960, Historical notes onIndonesia and Malaya Compiledfrom Chinese Sources, Jakarta Sartono dkk ed, 1993. 700Tahun Majapahit 1293-1993Suatu Bunga Rampai, Surabaya,Dinas Pariwisata Daerah , 1987. Pengantar EkonomiPertanian, Jakarta, Slamet, 1983, PemugaranPersada Sejarah LeluhurMajapahit, Jakarta Inti 1976, Story of Majapahit,Singapore Singapore Irawan Djoko,2001, MajapahitPeradaban Maritim KetikaNusantara Menjadi PengendaliPelabuhan Dunia, Jakarta, SuluhNuswantara Adrian, 2012. Orang—OrangTionghoa & Islam di Majapahit,Yogyakarta, TH. 1960, Java in The 14thCentury, The Hague Marwati Djoened danSartono Kartodirdjo, 2008. SejarahNasional Indonesia jilid II ZamanKuno,Jakarta,Balai Anthony, 2011. Asia Tenggaradalam Kurun Niaga 1450-1680jilid 2 Jaringan PerdaganganGlobal, Jakarta, 1993. “Sektor Pertanian sebagaiPenyangga KehidupanPerekonomian Majapahit”, dalamSartono Kartodirdjo dkk ed, 700Tahun Majapahit 1293-1993Suatu Bunga Rampai, Surabaya,Dinas Pariwisata Daerah dan Slamet Pinardi, 1993. “SektorIndustri pada Masa Majapahit”,dalam Sartono Kartodirdjo dkked, 700 Tahun Majapahit 1293-1993 Suatu Bunga Rampai,Surabaya, Dinas Pariwisata DaerahJawa Daud Aris, 1993. “PertanianMajapahit sebagai Puncak EvolusiBudaya”, dalam SartonoKartodirdjo dkk ed, 700 TahunMajapahit 1293-1993 SuatuBunga Rampai, Surabaya, DinasPariwisata Daerah Jawa Perekonomian Kerajaan MajapahitIkhsan Rosyid Mujahidul Anwari ... Land taxes and indirect taxes on merchandise had been comprehended by the society Al-Mustashfa, 2017. Agricultural taxes and plantation taxes kebwan kbuan were levied by the kingdom on the farmers because these taxes turn into a considerable income Rosyid and Anwari, 2008. Production taxes and trade taxes, a significant source of income, were regulated by the King, such as the tax levied on spice commodities for those traversed through Java Abimanyu, 2014. ...... Production taxes and trade taxes, a significant source of income, were regulated by the King, such as the tax levied on spice commodities for those traversed through Java Abimanyu, 2014. Meanwhile, the industrial sector also provides the kingdom's financial revenue from the determined industrial production taxes Rosyid and Anwari, 2008. The king's policies were implemented to make sure the tax accountability during Majapahit kingdom Anto and Nuraini, 2020 Majapahit was also implement various taxes to support its purpose to expand their territory as well as unite the communities across archipelago Rosyinadia, 2014. ...Geby Febiola LengguAri Budi KristantoThis study aims to analyze the application of taxes in several civilizations in Nusantara by using fiscal sociology perspective. This study analyzes the background of tax collection and the use of the funds, by identifying the existence of Modernization, Elite, and Militaristic backgrounds as the elements of fiscal sociology view. The literatures of taxation history were analyzed to examine the research purpose. The research comprises the identification of the traditional, colonial, independence, as well as the modern period. The result shows that the tax collection in Nusantara differ time by time, in term of the fiscal sociology perspective. Tax collection with the Elite background occurred in the traditional period, namely during the Majapahit, Ancient Mataram, and Ancient Bali kingdoms. As for the Dutch, British and Japanese colonialism, there was a change in which taxes were collected based on the Elite and Militaristic reason. Furthermore, from the Indonesian independence until now, taxation is levied against the background of Modernization Dimension.... Land taxes and indirect taxes on merchandise had been comprehended by the society Al-Mustashfa, 2017. Agricultural taxes and plantation taxes kebwan kbuan were levied by the kingdom on the farmers because these taxes turn into a considerable income Rosyid and Anwari, 2008. Production taxes and trade taxes, a significant source of income, were regulated by the King, such as the tax levied on spice commodities for those traversed through Java Abimanyu, 2014. ...... Production taxes and trade taxes, a significant source of income, were regulated by the King, such as the tax levied on spice commodities for those traversed through Java Abimanyu, 2014. Meanwhile, the industrial sector also provides the kingdom's financial revenue from the determined industrial production taxes Rosyid and Anwari, 2008. The king's policies were implemented to make sure the tax accountability during Majapahit kingdom Anto and Nuraini, 2020 Majapahit was also implement various taxes to support its purpose to expand their territory as well as unite the communities across archipelago Rosyinadia, 2014. ...Geby Febiola LengguAri Budi KristantoThis study aims to analyze the application of taxes in several civilizations in Nusantara by using fiscal sociology perspective. This study analyzes the background of tax collection and the use of the funds, by identifying the existence of Modernization, Elite, and Militaristic backgrounds as the elements of fiscal sociology view. The literatures of taxation history were analyzed to examine the research purpose. The research comprises the identification of the traditional, colonial, independence, as well as the modern period. The result shows that the tax collection in Nusantara differ time by time, in term of the fiscal sociology perspective. Tax collection with the Elite background occurred in the traditional period, namely during the Majapahit, Ancient Mataram, and Ancient Bali kingdoms. As for the Dutch, British and Japanese colonialism, there was a change in which taxes were collected based on the Elite and Militaristic reason. Furthermore, from the Indonesian independence until now, taxation is levied against the background of Modernization Dimension.... The North coast of Java, such as Surabaya, Gresik, Tuban, Jepara, and others, had developed into a vibrant and prosperous city Anwari, 2015. Demak in the same period, especially when Raden Patah started living there, was an area that was not fertile, swampy, and often flooded Anita, 2016. ...Abdul Wahid HasyimThis article focused on the Demak Sultanate as a stronghold of Islamic greatness in Java island in the Middle Ages. The research used a qualitative method with historical approaches and policy theories. Data collection techniques were done through heuristic stages, internal and external criticism, interpretation, and historiography. The research aimed to answer questions about the historical establishment of the Demak Sultanate and its policies until it became a powerful country and a stronghold of Islamic greatness. This research unveiled important findings. First, Islam, which existed in 1082 on the efforts and struggle of Wali Songo, continued to develop until the Muslim community was formed. Second, the Demak Sultanate, which lasted for almost half a century, was ruled by three sultans; and with their policies, it became a stronghold of Islamic greatness in Java. Third, the Demak Sultanate grew to be an Islamic power center beside Pasai, Malacca, Aceh, Ternate and Tidore. The Demak Sultanate could fend off Portuguese influence which built alliances and conspiracies with the Pajajaran Kingdom in Ujung Barat and Panarukan in the Eastern Edge of Java Island, and Banjarmasin in South Kalimantan, giving rise to the expression of "Because of Demak, Christianity failed to dominate in Java and some areas outside Java,” and Islam became stronger in Java that being “Javanese was the same as being Muslim.”... Faktor penting perdagangan dan pelayaran karena adanya sungai Brantas dan Bengawan Solo. Keberadaan kedua sungai tersebut memegang peranan penting dalam menyebarluaskan komoditas, sarana pengangkutan dari pedalaman ke pelabuhan dan dijadikan sebagai pendukung bagi perdagangan antarpulau/ antarwilayah Anwari 2015. ... Sri Hery Susilowatip>As the main staple food, rice is a strategic commodity. Rice production is seasonal and varies among regions. On the other hand, demand for rice is relatively continuous over time throughout the country. Given the characteristics of Indonesia as an archipelagic country dominated by marine areas, inter-island rice trade is a way of bridging the distribution of rice production supply from surplus areas to those deficit one. The study aims to analyze the inter-island rice trade in South Sulawesi including dynamics of inter-island rice trade in the last two decades, distribution of rice trade, and profit margin of each trade actor. Secondary data were collected from various related agencies in Jakarta and South Sulawesi. Primary data were obtained through a survey with farmers and traders as respondents and through group discussions with key informants in 3 regencies/municipality in South Sulawesi Province. Analysis results show that dynamics of inter-island rice traded from South Sulawesi relatively unstable with an increasing trend. Peak shipments occurred in October and the largest share of rice shipments came from Pare-Pare Municipality Jakarta is the main destination for rice delivery with the largest number of shipments 33%, followed by Belawan and Ambon. Considering the characteristics of rice production, consumption and market integration, and importance of rice as an economic and political commodity, inter-rice trade policy can be used as an instrument for stabilizing rice prices. It is necessary to manage spatial and continuous network of marketing activities at national level, procurement, distribution and storage, according to the rice market size in each region. Abstrak Sebagai bahan pangan pokok utama, beras merupakan komoditas strategis. Produksi beras dipengaruhi oleh musim dan terdapat kesenjangan antarwilayah, sebaliknya permintaan beras menyebar sepanjang waktu di seluruh wilayah Indonesia. Dengan karakteristik Indonesia sebagai negara kepulauan yang didominasi oleh wilayah perairan, perdagangan antarpulau beras merupakan cara yang ditempuh dalam menjembatani distribusi pasokan produksi beras dari wilayah surplus dengan permintaan dari wilayah defisit. Tujuan kajian adalah untuk menganalisis keragaan perdagangan antarpulau beras di Provinsi Sulawesi Selatan, meliputi dinamika perdagangan antarpulau beras dalam dua dekade terakhir, distribusi perdagangan beras serta marjin yang diperoleh masing-masing pelaku perdagangan beras di Sulawesi Selatan. Data dan informasi yang dikumpulkan meliputi data sekunder dan data primer. Data sekunder dikumpulkan dari berbagai instansi terkait di Jakarta dan Sulawesi Selatan. Data primer diperoleh melalui pendekatan survei kepada petani dan pedagang dan melalui diskusi kelompok dengan informan kunci di tiga kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan. Hasil analisis menunjukkan dinamika volume beras yang diantarpulaukan dari Provinsi Sulawesi Selatan relatif berfluktiatif namun menunjukkan kecenderungan meningkat. Puncak pengiriman beras antarpulau terjadi pada bulan Oktober dan pangsa pengiriman beras terbesar berasal dari Kabupaten Pare-Pare 60,5%. Jakarta merupakan kota tujuan pengiriman beras utama dengan jumlah pengiriman terbesar, diikuti Belawan dan Ambon. Dengan pertimbangan karakteristik produksi, konsumsi beras, dan pasar beras yang terintegrasi, serta pentingnya beras sebagai komoditas ekonomi dan politik, maka kebijakan perdagangan antarpulau beras dapat digunakan sebagai salah satu instrumen untuk stabilisasi harga beras. Untuk itu diperlukan kebijakan Pemerintah yang mengelola jaringan kegiatan pemasaran antartempat dan antarwaktu pengadaan, penyaluran dan penyimpanan secara nasional yang disesuaikan dengan besar kecilnya pasar beras di masing-masing wilayah/daerah.
CakrawalaNusantara January 03, 2016 0. Istana Dalam Loka. Kesultanan Sumbawa atau juga dikenal dengan Kerajaan Samawa adalah salah satu dari tiga kerajaan islam besar di Pulau Sumbawa. Keberadaan Tana Samawa atau wilayah Sumbawa, mulai dicatat oleh sejarah sejak zaman Dinasti Dewa Awan Kuning, tetapi tidak banyak sumber tertulis yang bisa
A. Kerajaan Ternate Tidore Kehidupan Politik di Kerajaan Ternate Tidore Di Maluku terdapat dua kerajaan yang paling berpangaruh, yakni Ternate dan Tidore. Ternate berhasil meluaskan wilayahnya dan membentuk Uli Lima. Kerajaan Tidore juga berhasil memperluas pengaruhnya dan disatukan dalam Uli Siwa. Mula-mula Kerajaan Ternate dan Tidore dapat hidup berdampingan dan tidak pernah terjadi konflik. Namun, setelah kedatangan bangsa Eropa di Maluku, mulailah terjadi pertentangan. Kerajaan-kerajaan di Maluku tidak bersatu dalam menghadapi musuh dari luar, tetapi malah bersaing dan saling menjatuhkan. Kerajaan Ternate mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Baabullah. Sultan Baabullah dapat meluaskan daerah kekuasaannya di Maluku. Daerah kekuasaannya terbentang antara Sulawesi dan Papua. Pada abad ke-17, bangsa Belanda datang di Maluku dan segera terjadi persaingan antara Belanda dan Portugis. Belanda akhirnya berhasil menduduki benteng Portugis di Ambon dan dapat mengusir Portugis dari Maluku 1605. Belanda yang tampa ada saingan kemudian juga melakukan tindakan yang sewenang-wenang. Tindakan-tindakan penindasan tersebut jelas membuat rakyat hidup menderita. Sebagai reaksinya rakyat Maluku bangkit mengangkat senjata melawan VOC. 2. Kehidupan Ekonomi di Ternate Tidore Kehidupan rakyat Maluku yang utama adalah pertanian dan perdagangan. Tanah di Kepulauan Maluku sangat subur dengan hasil utamanya cengkih dan pala. Dengan hasil rempah-rempahnya maka aktivitas perdagangan rakyat Maluku maju dengan pesat. 3. Kehidupan Sosial dan Agama Raja Maluku yang mula-mula memeluk agama Islam adalah Raja Ternate. Banyak rakyat Maluku yang memeluk agama Islam terutama penduduk yang tinggal di tepi pantai. Portugis juga menyebarkan agama Katolik. Terdapat berbagai agama yang ada di kehidupan sosial. 4. Budaya Budaya di Ternate Tidore tidak berkembang pesat karena fokus dengan perdagangan. B. Kerajaan Lombok 1. Politik Sunan Prapen berhasil mengislamkan Raja Lombok, Prabu Rangkesari. Kemudian, Prabu Rangkesari memindahkan pusat kekuasaan ke Selaparang. Pemindahan pusat kerajaan membawa suasana dan kondisi membaik bagi kerajaan dan rakyatnya. Di bawah pimpinan Prabu Rangkesari, Kerajaan Selaparang berkembang menjadi kerajaan yang maju di berbagai bidang. Kerajaan Lombok pernah diserang Kerajaan Gelgel dari Bali sebanyak 2 kali. Namun, kedua serangan tersebut dapat dipatahkan. 2. Sosial Agama Islam masuk melalui perdagangan. Mula-mula pedangang datang untuk berdagang, kemudian banyak diantara mereka yang bertempat tinggal menetap bahkan mendirikan perkampungan-perkampungan. Para pendatang dengan suku Sasak mengadakan hubungan saling menghormati. 3. Budaya Lombok dapat menciptakan sendiri aksara Sasak. Para pujangganya mengarang, menggubah, mengadaptasi, atau menyalin ke dalam lontar-lontar Sasak. Pujangga juga banyak menyalin dan mengadaptasi ajaran-ajaran sufi para walisongo, hikayat-hikayat Melayu pun banyak yang disalin dan diadaptasi. 4. Ekonomi Labuan Lombok banyak dikunjungi para pedagang. Labuan Lombok sebagai pelabuan dagang disinggahi para pelaut dan saudagar muslim dari Jawa dan mulailah timbul bandar-bandar tempat para pedagang sehingga semakin ramai. Komoditas utama masyarakat Lombok adalah padi. C. Kerajaan Bima Politik Agama Islam masuk di Bima melalui pelabuhan Sape. Abdul Kahir dinobatkan menjadi Raja Bima. Kesultanan Bima mengadakan hubungan dengan kerajaan di sekitarnya, salah satunya dengan Kerajaan Gowa. Perjanjian Bungaya akhirnya memisahkan Kesultanan Gowa dan Kesultanan Bima, karena semangat anti penjajahan antara kedua Kesultanan sangat merugikan perdagangan monopoly bagi Belanda di perairan Indonesia timur. Kerajaan Bima berakhir pada tahun 1951 karena Sultan Muhammad Salahuddin meninggal dunia. 2. Ekonomi Kerajaan Bima telah menjalin hubungan dagang dengan VOC. Melalui perjanjian, kerajaan-kerajaan di pulau sumbawa tidak boleh dilarang mengadakan hubungan politik maupun dagang dengan daerah-daerah lain, dengan bangsa Eropa lain atau dengan seseorang kecuali dengan persetujuan dan ijin dari VOC. 3. Budaya Setelah agama Islam masuk ke Bima, kemudian berkembang tradisi tulis. Beragam tradisi dan budaya terlahir dan masih dipertahankan rakyatnya. Salah satu yang hingga kini masih kekal bahkan terwarisi adalah budaya rimpu. 4. Sosial Agama Islam relatif mudah diterima, karena orang Bima sebenarnya telah lama mengenal agama Islam melalui para penyiar agama dari tanah Jawa, Melayu bahkan dari para pedagang Gujarat India dan Arab di Sape. Bima menjelma menjadi pusat penyebaran Islam di wilayah timur Nusantara. Saat ini, di beberapa daerah di Bima, terjadi percampuran antara Islam dan tradisi lokal. D. Kerajaan Sumbawa Politik Pada tahun 1674 M dinasti baru terbentuk dan diberi nama Dinasti Dewa Dalam Bawa’. Saat itu, rakyat Sumbawa sudah mulai memeluk agama Islam. Luas wilayah kekuasaannya dimulai dari wilayah taklukan Kerajaan Empang hingga Jereweh. Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Jalaluddin III, campur tangan Belanda sudah terlalu jauh, terutama dalam hal menarik pajak. Akhirnya meledaklah pemberontakan rakyat. 2. Ekonomi Kerajaan Sumbawa bertumpu pada kegiatan pertanian lahan kering dan peternakan kuda. 3. Sosial Rakyat Sumbawa sangat terbuka dan penuh toleransi. 4. Budaya Peninggalan budaya Kerajaan Sumbawa, antara lain Kitab Suci Al Qur’an dengan tulisan tangan oleh Muhammad Ibnu Abdullah Al Jawi dan Istana Dalam Loka. Politik Politik Islam di Papua berkembang karena adanya pengaruh kerajaan Islam di Maluku. Pengaruh kekuasaan Kesultanan Ternate ditemukan di Raja Ampat, Fak-Fak dan Kaimana. Sejumlah tokoh lokal, bahkan diangkat oleh Sultan Tidore menjadi pemimpin-pemimpin di Biak. 2. Sosial Islam dikembangkan oleh pedagang-pedagang Bugis melalui Banda. Sistem sosial kerajaan Islam di Papua menganut sistem hukum Islam. 3. Ekonomi Terdapat beberapa pedagang muslim yang singgah di Papua. Selain itu, daerah Papua memiliki kekayaan tambag dan rempah-rempa. 4. Budaya Peninggalan Islam di Papua tidak sebanyak di daerah lain. Namun demikian bukan berarti hal tersebut menjadikan Papua sepi dari peninggalan Islam. Ada beberapa peninggalan sejarah Islam di Papua, misalnya Masjid Tunasgain.
KehidupanEkonomi Kerajaan Kalingga. Kerajaan Kalingga mengembangkan perekonomian perdagangan dan pertanian. Letaknya yang dekat dengan pesisir utara Jawa Tengah menyebabkan Kalingga gampang diakses oleh para pedagang dari luar negeri. Kalingga adalah daerah penghasil kulit penyu, emas, perak, cula badak, dan gading sebagai barang dagangan.
A. Kerajaan Ternate Tidore Kehidupan Politik di Kerajaan Ternate Tidore Di Maluku terdapat dua kerajaan yang paling berpangaruh, yakni Ternate dan Tidore. Ternate berhasil meluaskan wilayahnya dan membentuk Uli Lima. Kerajaan Tidore juga berhasil memperluas pengaruhnya dan disatukan dalam Uli Siwa. Mula-mula Kerajaan Ternate dan Tidore dapat hidup berdampingan dan tidak pernah terjadi konflik. Namun, setelah kedatangan bangsa Eropa di Maluku, mulailah terjadi pertentangan. Kerajaan-kerajaan di Maluku tidak bersatu dalam menghadapi musuh dari luar, tetapi malah bersaing dan saling menjatuhkan. Kerajaan Ternate mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Baabullah. Sultan Baabullah dapat meluaskan daerah kekuasaannya di Maluku. Daerah kekuasaannya terbentang antara Sulawesi dan Papua. Pada abad ke-17, bangsa Belanda datang di Maluku dan segera terjadi persaingan antara Belanda dan Portugis. Belanda akhirnya berhasil menduduki benteng Portugis di Ambon dan dapat mengusir Portugis dari Maluku 1605. Belanda yang tampa ada saingan kemudian juga melakukan tindakan yang sewenang-wenang. Tindakan-tindakan penindasan tersebut jelas membuat rakyat hidup menderita. Sebagai reaksinya rakyat Maluku bangkit mengangkat senjata melawan VOC. 2. Kehidupan Ekonomi di Ternate Tidore Kehidupan rakyat Maluku yang utama adalah pertanian dan perdagangan. Tanah di Kepulauan Maluku sangat subur dengan hasil utamanya cengkih dan pala. Dengan hasil rempah-rempahnya maka aktivitas perdagangan rakyat Maluku maju dengan pesat. 3. Kehidupan Sosial dan Agama Raja Maluku yang mula-mula memeluk agama Islam adalah Raja Ternate. Banyak rakyat Maluku yang memeluk agama Islam terutama penduduk yang tinggal di tepi pantai. Portugis juga menyebarkan agama Katolik. Terdapat berbagai agama yang ada di kehidupan sosial. 4. Budaya Budaya di Ternate Tidore tidak berkembang pesat karena fokus dengan perdagangan. B. Kerajaan Lombok 1. Politik Sunan Prapen berhasil mengislamkan Raja Lombok, Prabu Rangkesari. Kemudian, Prabu Rangkesari memindahkan pusat kekuasaan ke Selaparang. Pemindahan pusat kerajaan membawa suasana dan kondisi membaik bagi kerajaan dan rakyatnya. Di bawah pimpinan Prabu Rangkesari, Kerajaan Selaparang berkembang menjadi kerajaan yang maju di berbagai bidang. Kerajaan Lombok pernah diserang Kerajaan Gelgel dari Bali sebanyak 2 kali. Namun, kedua serangan tersebut dapat dipatahkan. 2. Sosial Agama Islam masuk melalui perdagangan. Mula-mula pedangang datang untuk berdagang, kemudian banyak diantara mereka yang bertempat tinggal menetap bahkan mendirikan perkampungan-perkampungan. Para pendatang dengan suku Sasak mengadakan hubungan saling menghormati. 3. Budaya Lombok dapat menciptakan sendiri aksara Sasak. Para pujangganya mengarang, menggubah, mengadaptasi, atau menyalin ke dalam lontar-lontar Sasak. Pujangga juga banyak menyalin dan mengadaptasi ajaran-ajaran sufi para walisongo, hikayat-hikayat Melayu pun banyak yang disalin dan diadaptasi. 4. Ekonomi Labuan Lombok banyak dikunjungi para pedagang. Labuan Lombok sebagai pelabuan dagang disinggahi para pelaut dan saudagar muslim dari Jawa dan mulailah timbul bandar-bandar tempat para pedagang sehingga semakin ramai. Komoditas utama masyarakat Lombok adalah padi. C. Kerajaan Bima Politik Agama Islam masuk di Bima melalui pelabuhan Sape. Abdul Kahir dinobatkan menjadi Raja Bima. Kesultanan Bima mengadakan hubungan dengan kerajaan di sekitarnya, salah satunya dengan Kerajaan Gowa. Perjanjian Bungaya akhirnya memisahkan Kesultanan Gowa dan Kesultanan Bima, karena semangat anti penjajahan antara kedua Kesultanan sangat merugikan perdagangan monopoly bagi Belanda di perairan Indonesia timur. Kerajaan Bima berakhir pada tahun 1951 karena Sultan Muhammad Salahuddin meninggal dunia. 2. Ekonomi Kerajaan Bima telah menjalin hubungan dagang dengan VOC. Melalui perjanjian, kerajaan-kerajaan di pulau sumbawa tidak boleh dilarang mengadakan hubungan politik maupun dagang dengan daerah-daerah lain, dengan bangsa Eropa lain atau dengan seseorang kecuali dengan persetujuan dan ijin dari VOC. 3. Budaya Setelah agama Islam masuk ke Bima, kemudian berkembang tradisi tulis. Beragam tradisi dan budaya terlahir dan masih dipertahankan rakyatnya. Salah satu yang hingga kini masih kekal bahkan terwarisi adalah budaya rimpu. 4. Sosial Agama Islam relatif mudah diterima, karena orang Bima sebenarnya telah lama mengenal agama Islam melalui para penyiar agama dari tanah Jawa, Melayu bahkan dari para pedagang Gujarat India dan Arab di Sape. Bima menjelma menjadi pusat penyebaran Islam di wilayah timur Nusantara. Saat ini, di beberapa daerah di Bima, terjadi percampuran antara Islam dan tradisi lokal. D. Kerajaan Sumbawa Politik Pada tahun 1674 M dinasti baru terbentuk dan diberi nama Dinasti Dewa Dalam Bawa’. Saat itu, rakyat Sumbawa sudah mulai memeluk agama Islam. Luas wilayah kekuasaannya dimulai dari wilayah taklukan Kerajaan Empang hingga Jereweh. Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Jalaluddin III, campur tangan Belanda sudah terlalu jauh, terutama dalam hal menarik pajak. Akhirnya meledaklah pemberontakan rakyat. 2. Ekonomi Kerajaan Sumbawa bertumpu pada kegiatan pertanian lahan kering dan peternakan kuda. 3. Sosial Rakyat Sumbawa sangat terbuka dan penuh toleransi. 4. Budaya Peninggalan budaya Kerajaan Sumbawa, antara lain Kitab Suci Al Qur’an dengan tulisan tangan oleh Muhammad Ibnu Abdullah Al Jawi dan Istana Dalam Loka.
Memahamikehidupan ekonomi masyarakat kerajaan Samudra Pasai dan Aceh bertumpu pada bidang perdagangan dan pelayaran dimana lada menjadi komoditas utamanya dan tempat yang strategis menjadikan kedua kerajaan ini memiliki keuntungan tersendiri. Samudera pasai juga mempersiapkan bandar bandar yang digunakan untuk.
Kerajaan Bima lebih sering disebut Kesultanan Bima, adalah kerajaan Islam yang telah didirikan sejak tahun 1621 Masehi di Pulau Sumbawa. Sepanjang sejarahnya, Kesultanan Bima telah dipimpin oleh 14 Sultan, Muhammad Salahuddin menjadi Sultan Bima yang terakhir. Jika dibandingkan kesultanan lainnya yang pernah ada di Indonesia, mungkin masih banyak yang kurang familiar dengan nama Kerajaan Bima. Untuk itu, disini Kami akan memberikan ulasan lengkap tentang sejarah Kerajaan Bima, masa pemerintahan, kehidupan masyarakat, dll. Bagi yang belum tahu, yuk simak! Sejarah Kerajaan Bimaa. Awal Pendirianb. Awal KesultananPeta Lokasi dan Letak Wilayah KekuasaanSilsilah Raja & Masa Pemerintahan1. Sultan Abdul Kahir 1601 – 16402. Sultan Abdul Khair Sirajuddin 1640 – 16823. Sultan Nuruddin 1682 – 16874. Sultan Jamaluddin 1687 – 16965. Sultan Hasanuddin 1689 – 17316. Sultan Alauddin Syah 1731 – 17427. Sultan Ismail 1819 – 18548. Sultan Muhammad Salahuddin 1915 – 1951Kehidupan Masyarakata. Kehidupan Sosial dan Budayab. Kehidupan Keagamaanc. Kehidupan EkonomiMasa KejayaanMasa Keruntuhan dan PenyebabnyaPeninggalan Sejaraha. Istana Asi Mbojob. Istana Asi Bouc. Masjid Sultan Muhammad Salahuddind. Masjid Al-Muwahiddine. Rimpu Membahas tentang asal usul Kerajaan Bima sebenarnya cukup kompleks. Hal itu karena masih sulit untuk memisahkan antara kisah nyata dengan legenda yang hingga saat ini masih sangat diyakini kebenarannya oleh masyarakat setempat. Apalagi, tidak banyak sumber sejarah dalam versi tertulis, karena dulunya sebelum memeluk agama Islam, rakyat Kerajaan ini belum mengenal dunia menulis. Simak berikut ini sedikit ringkasan sejarah Kerajaan Bima a. Awal Pendirian Sebelum memeluk agama Islam, Kesultanan Bima awalnya adalah kelompok suku yang menganut paham dinamisme dan animisme. Konon sebelum terbentuknya kerajaan Bima, dulunya kerajaan ini bermula dari lima kelompok yang masing-masing dipimpin oleh seseorang yang disebut Ncuhi. Ncuhi Dara menjadi pemimpin di Bima Tengah, Ncuhi Parewa menjadi pemimpin di Bima Selatan, Ncuhi Padolo menjadi pempin di Bima Barat, Ncuhi Banggapura menjadi pemimpin di Bima Utara dan Ncuhi Dorowani menjadi pemimpin di Bima Timur. Selain itu asal usul tersebut, ada juga yang menyebutkan bahwa Kerajaan Bima bermula dari putra-putra Maharaja Pandu Dewata, yakni Darmawangsa, Sang Bima, Sang Arjuna, Sang Kula dan Sang Dewa. Kemudian, masyarakat Kerajaan Bima disatukan dengan suku-suku lainnya yang ada disekitar mereka, penyatuan ini dilakukan oleh Sang Bima yang membawa ajaran Hindu dari Jawa. Dari sinilah awal berdirinya kerajaan, dan Sang Bima menjadi raja pertama yang diberikan gelar Sangaji sebagai pendiri kerajaan. Pada awal berdirinya di abad ke 11 Masehi ada dua nama kerajaan, yakni Kerajaan Bima dan Kerajaan Mojo. Nama Kerajaan Bima diberikan oleh pendudukan setempat, sementara untuk nama Kerajaan Mojo diberikan oleh pemangku adat disebut Ncuhi. Sang Bima memutuskan untuk datang ke Kerajaan Medang setelah ia mendidikan Kerajaan tersebut. Untuk mengisi kekosongan di Kerajaan Bima, ia mengutus kedua putranya untuk menjadi Sangaji Kerajaan. Putranya yang bernama Indra Zamrud diangkat sebagai Sangaji di Kerajaan Bima, sementara Indra Kumala diangkat sebagai Sangaji di Dompu. b. Awal Kesultanan Penyebaran Islam pertama kali dimulai sejak tahun 1540, saat itu banyak pedagang dan mubalig dari Kesultanan Demak datang ke Kesultanan Bima. Sunan Prapen berpengaruh dalam menyiarkan Islam di Kerajaan Bima, kemudian terhenti karena wafatnya Sultan Trenggono di tahun yang sama. Penyebaran Islam dilanjutkan kembali oleh para mubalig dan pedagang dari Kesultanan Ternate yang diutus oleh Sultan Baabullah pada tahun 1580 Kemudian tahun 1619, penyiaran Islam diteruskan kembali oleh Sultan Alauddin dengan mengutus para mubalig dari Kerajaan Bone dan Tallo serta Kesultanan Luwu untuk datang ke Kerajaan Bima. Pada awal tahun 1030 Hijriyah, Raja La Kai memutuskan untuk menjadi seorang mualaf dengan memeluk agama Islam. Disaat yang sama, Kerajaan Bima diganti menjadi Kesultanan Bima dan Islam menjadi agama resmi yang diyakini oleh masyarakat dan bangsawan di Bima. Peta Lokasi dan Letak Wilayah Kekuasaan Letak Kerajaan Bima berbatasan secara langsung dengan Samudera Hindia dan Laut Jawa di selatan. Di bagian barat, Kerajaan ini berbatasan dengan Dompun. Sementara di bagian timur berbatasan dengan Manggarai. Kerajaan juga mendapatkan kekuasaan di pantai barat Semenanjung Gunung Tamboram, yakni wilayah Kerajaan Sanggar di tahun 1928. Secara geografis, Kamu bisa melihat peta lokasi Kesultanan Bima pada gambar berikut ini Wilayah kekuasaan Bima pada abad ke 19 Masehi mencakup pulau pulau kecil di Selat Alas, Manggarai dan Pulau Sumbawa bagian timur. Daerah Reo dan daerah Pota adalah daerah kekuasaan Kerajaan Bima di Manggarai. Sedangkan di Pulau Sumbawa, kekuasaan Kesultanan Bima dibagi menjadi beberapa daerah yaitu Bolo, Sape dan daerah tersebut dipimpin oleh seseorang, oleh masyarakat disebut galarang. Distrik Bolo, Sape dan Belo masing-masing dibagi lagi menjadi daerah perkampungan-perkampungan yang dikepalai kepala kampung. Namun, memasuki tahun 1938, wilayah kekuasaan Kesultanan ini harus berkurang setelah mengadakan perjanjian dengan Gubernur Hindia Belanda. Silsilah Raja & Masa Pemerintahan Menurut silsilah di Kesultanan Bima, para raja diberikan gelar Ruma yang melambangkan wakill Allah di Bumi dan Khalifah. Seorang pemimpin diberikan amanah dari penduduk untuk menjadi seorang pemerintah sehingga dalam tugasnya harus mengutamakan kepentingan masyarakat, diatas kepentingan pribadinya. Sistem pemerintahan di kesultanan dilaksanakan berdasarkan syariat dan ajaran Islam. Nilai-nilai budaya yang dipelajari oleh masyarakat pun jika tidak boleh bertentangan dengan Islam dan hal ini sudah menjadi tradisi di pemerintahan Kerajaan Bima. Pada tahun 1908, Kesultanan Bima masih dikuasai oleh Hindia Belanda yang pada saat itu menerapakan sistem pemerintahan terpusat. Selama periode tersebut, Kesultanan Bima dibagi menjadi lima distrik dengan masing-masing pemimpinnya. Berikut ini Distrik Bolo dipimpin Rato Parado Distrik Belodipimpin Raja Sakuru Distrik Sape dipimpin Raja Bicara Distrik Donggo dipimpin Sultan Muda Distrik Rasanae dipimpin Sultan Memasuki tahun 1909, sistem pemerintahan Kerajaan Bima pindah ke Makassar setelah bergabung dengan Keresidenan Timur Hindia-Belanda. Karena adanya perpindahan sistem pemerintahan ini membuat segala urusan kesultanan di Bima harus berdasarkan persetujuan colonial Belanda, termasuk dalam kehidupan politik. Berikut ini silsilah raja yang pernah menjadi pemimpin di Kesultanan Bima 1. Sultan Abdul Kahir 1601 – 1640 Sultan Abdul Kahir sebagai raja di Kesultanan Bima mendapatkan gelar Rumata Ma Bata Wadu, beliau memeluk Islam saat usianya masih 20 tahun. Setelah menjadi seorang mualaf, Sultan Abdul Kahir memutuskan untuk hijrah ke Makassar selama 19 tahun. Beliau menjadi sultan di Kesultanan Bima dan dikarunia 4 putra dari pernikahannya dengan adik permaisuri Sultan Alaudding Makassar. Selama masa pemerintahannya, Sultan Abdul Kahir memiliki tekad untuk membentuk sistem pemeritahan di Bima berdasarkan syariat Islam hingga dikenal dengan sumpahnya “Sumpah Parapi”. Isi dalam sumpah tersebut menyatakan bahwa ia rela berkorban jiwa dan raga untuk menjunjung Islam, Negeri dan Rakyat. Sultan Abdul Kahir wafat pada 22 Desember 1640 dan kepemimpinan digantikan oleh putranya yang bernama Sultan Abdul Khair Sirajuddin. 2. Sultan Abdul Khair Sirajuddin 1640 – 1682 Sultan Abdul Khair Sirajuddin adalah putra dari Sultan Abdul Kahir I dan Daeng Sikontu yang melanjutkan pemerintahan di Kesultanan Bima setelah ayahnya wafat. Abdul Khair menjadi sasaran penangkapan VOC karena pada saat pemerintahannya, beliau memberikan pernyataan menolak atas perjanjian Bongaya. Meneruskan cita-cita ayahnya, Abdul Khair mendirikan lembaga Sara hukum yang beranggotakan para tokoh agama dan ulama. Sehingga semasa sistem pemerintahan Sultan Abdul Khair Sirajuddin dijalankan dengan hukum Islam. 3. Sultan Nuruddin 1682 – 1687 Nuruddin adalah putra dari Sultan Abdul Khair Sirajuddin dengan Bonot Je’ne yang dinobatkan untuk melanjutkan tahta ayahnya. Masa kepemimpinan Sultan Nuruddin dikenal dengan Paju Monca, beliau mendirikan perkampungan tambora, membentuk perang Turnojoyo hingga membangun masjid-masjid di Jakarta Barat. 4. Sultan Jamaluddin 1687 – 1696 Sultan Jamaluddin adalah putra sulung dari pernikahan Sultan Nuruddin dengan Daeng Tamemang yang menjadi Sultan di Kerajaan Bima ke-4. Beliau dengan tegas menyatakan penolakan kerja sama dengan Belanda. Hal itu ternyata membuat Sultan Jamaluddin dijebak dan dituduh telah membunuh bibi Permaisuri Sultan Dompu. Sultan Jamaluddin di penjara atas tuduhan tersebut hingga meninggal di Penjara Batavia. 5. Sultan Hasanuddin 1689 – 1731 Setelah Sultan Jamaluddin, Sultan di Kerajaan Bima digantikan oleh putra sulungnya dengan Karaeng Tana-tana yang bernama Hasanuddin. Selama pemerintahannya, beliau mampu memperluas ajaran Islam di kerajaan dan mengadakan berbagai pembaruan struktur organisasi Pemerintahan ke arah yang lebih baik serta maju. Tidak hanya itu saja, melalui seni budaya, Sultan Hasanuddin juga memperluas syiar Islam. 6. Sultan Alauddin Syah 1731 – 1742 Melanjutkan kepemimpinan ayahnya, Sultan Alauddin Syah yang bergelar Manuru Daha mencoba untuk menjalin kerja sama ekonomi, politik dan ekonomi dengan Makassar. 7. Sultan Ismail 1819 – 1854 Sultan Ismail sebenarnya merupakan Sultan Kesultanan Bima yang ke-10. Sebelumnya ada beberapa nama lain yang pernah menjadi pemimpin diantaranya Sultan Abdul Qadim 1742 – 1773, Sultanah Kumalasyah 1773 – 1795 dan Sultan Abdul Hamid 1795 – 1819. Namun tidak banyak catatan sejarah yang membahas tentang masa kepemimpinan dari nama-nama Sultan tersebut. Sultan Ismail sendiri merupakan anak dari Sultan Abdul Hamid yang diangkat sebagai Sultan di Kerajaan Bima pada November 1819. Pada awal-awal pemerintahannya, masyarakat Bima sangat menderita pasca letusan Gunung Tambora yang membuat banyak orang miskin dan kelaparan. Belum lagi dengan banyaknya serangan bajak laut serta bencana kemarau panjang yang semakin memperburuk keadaan di masyarakat Bima. Sultan Ismail memutuskan untuk patuh kepada Inggris agar dapat memperbaiki kehidupan ekonomi rakyatnya. 8. Sultan Muhammad Salahuddin 1915 – 1951 Setelah berakhirnya masa pemerintahan Sultan Ismail, kemudian dilanjutkan oleh Sultan Abdullan 1854 – 1868, Sultan Abdul Aziz 1868 – 1881 dan Sultan Ibrahim 1881 – 1915. Periode kepemimpinan Kerajaan Bima pada tahun 1915 – 1951 dilanjutkan olehSultan Muhammad Salahuddin, putra Sultan Ibrahim. Sultan Muhammad Salahuddin selama periode pemerintahannya banyak melakukan perubahan sistem pemerintahan dan keadaan politik. Beliau juga mendirikan sekolah islam di Kampo Suntu dan di Raba serta membangun masjid-masjid di setiap desa. Tidak hanya itu saja, Sultan juga membangun Badan Hukum Syara, yakni lembaga peradilan urusan agama. Sultan Muhammad Salahuddin turut andil dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan mendirikan berbagai organisasi penjuang kemerdekaan. Kehidupan Masyarakat Menurut catatan sejarah, masyarakat Bima pada awal-awal berdirinya kerajaan memiliki beberapa sifat yakni takut, malu dan sabar. Sifat-sifat tersebut diwarikan dari Sang Bima kepada anak-anaknya, Indra Zamrud dan Indra Kumala. Melalui keduanya, masyarakat di Bima juga diajarkan ilmu melaut dari Indra Zamrud dan ilmu bertani dari Indra Kumala. Sejak itu jugalah, pada abad ke-11 masehi wilayah Kerajaan Bima sudah menjadi daerah perdagangan dan menjadi kawasan penghubung antara Kerajaan Medang di Jawa dan di a. Kehidupan Sosial dan Budaya Kehidupan sosial di wilayah Kerajaan Bima terdiri dari beberapa suku, sementara untuk penduduk aslinya berasal dari suku Donggo yang menghuni wilayah pegunungan. Sedangkan untuk penduduk lainnya berasal dari suku Bima yang merupakan pendatang dari suku Bugis dan suku Makassar di wilayah pesisir Bima. Para pendatang tersebut menikah dengan penduduk asli dan menetap sebagai masyarakat suku Bima pada abad ke-14. Pendatang lainnya ada juga yang berasal dari suku Minangkabau dan suku Melayu yang menetap di daerah Benteng, Kampung Melayu dan Teluk Bima. Meskipun berasal dari beberapa suku yang berbeda, kehidupan sosial di lingkungan masyarakat Kesultanan Bima hidup dengan rukun dan berdampingan sebagai pedagang maupun pelayar. Menariknya lagi, di wilayah kerajaan juga terdapat pemukiman Arab, mereka datang sebagai mubaligh dan pedagang. Sementara jika diperhatikan dari kehidupan budaya, masyarakat di Kesultanan Bima hampir sebagian besar berpegangan teguh pada budaya-budaya islami. Namun budaya Islam tersebut baru berkembang sejak Kerajaan Bima berubah menjadi Kesultanan Bima. b. Kehidupan Keagamaan Seperti yang kita tahu bahwa Kerajaan Bima merupakan kerajaan Islam sejak pemimpinnya, Raja La Kai l, memutuskan untuk menjadi seorang mualaf dan memeluk agama Islam pada awal tahun 1030 Hijriyah. Agama Islam diperkenalkan pertama kali oleh Sayyid Murtolo dari Gresik, seorang putra Syekh Maulana Ibrahim Asmara. Penyiaran agama Islam sendiri di kehidupan Kesultanan Bima dilakukan bersamaan dengan kegiatan perdagangan. Awalnya Islam hanya diterima oleh kelompok-kelompok kecil serta masyarakat yang tinggal di daerah pesisir. Penyebaran agama Islam juga mendapat pengaruh dari Kerajaan Gowa yang memperluas penyiaran ke Kepulauan Nusa Tenggara, khususnya di Pulau Sumbawa. Kemudian penyebaran Islam dilanjutkan oleh para pedagang dari kesultanan Ternate, Kesultanan Bone, Kesultanan Luwu dan kerajaan Tallo. Sejak menjadi Kesultanan Bima yang mayoritas penduduknya beragama Islam, sehingga Sultan Bima menerapkan hukum Islam dan hukum adat secara bersamaan. Pada tahun 1788, Kerajaan Bima telah mendirikan peradilan Islam yang bernama mahkamah Syariah yang mempunyai fungsi utama untuk mengadili urusan syariat keagamaan. Mulai dari sini juga-lah mayoritas masyarakat yang tinggal di Kesultanan Bima hidup dengan aturan dan ajaran agama Islam. Selain melalui perdagangan, penyiaran agama Islam juga dilakukan melalui syair-syair dalam sastra dan sejarah. c. Kehidupan Ekonomi Kehidupan ekonomi Kesultanan Bima cukup baik karena secara geografis wilayah kekuasaannya berada di ujung timur Pulau Sumbawa. Berdasarkan lokasinya tersebut, kerajaan ini mempunyai teluk yang dimanfaatkan sebagai titik pelayaran. Masyarakat menggunakan lokasi tersebut sebagai pusat pelayaran dan perdagangan untuk meningkatkan kehidupan ekonomi mereka. Interaksi antara masyarakat Bima dengan pedagang pendatang yang mayoritas beragama Islam menjadi awal banyaknya penduduk yang kemudian memeluk agama Islam. Apalagi pada awal berdirinya kerajaan ini, masyarakat Bima masih menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Para pedagang banyak yang menjual beberapa barang seperti rotan, selapang dan soga. Masa Kejayaan Dalam catatan sejarah tidak dijelaskan secara pasti kapan dan tahun berapa Kesultanan Bima mencapai puncak kejayaannya. Karena periode kepemimpinan para sultan sultan di Kerajaan Bima selalu diwarnai dengan perlawanan terhadap pasukan VOC atau Belanda. Hal tersebut bahkan membuat salah satu sultan pernah ditangkap dan diasingkan hingga akhirnya meninggal dunia dalam penjara. Namun pada awal berdirinya Kerajaan, dijelaskan bahwa kehidupan masyarakat kerajaan Bima cukup makmur karena mereka menjalin kerjasama dengan berbagai Kesultanan daerah lainnya. Dalam bidang ekonomi pada, perdagangan, keagamaan maupun sosial-budaya cukup maju pada awal berdirinya kerajaan. Masa Keruntuhan dan Penyebabnya Kesultanan Bima berakhir pada tahun 1951 saat Sultan Muhammad Salahuddin wafat, dan dinyatakan sebagai pimpinan terakhir di kesultanan ini. Sebelum Kesultanan Bima berakhir, Bima telah mengakui kedaulatan Republik Indonesia dan menjadi bagian dari wilayah tanah air. Sehingga saat ini secara administratif, Bima berada dalam wilayah provinsi Nusa Tenggara Barat. Sayangnya tidak ada penjelasan secara rinci mengenai penyebab runtuhnya Kesultanan Bima. Padahal pada masa periode kepemimpinan Muhammad Salahuddin, kehidupan masyarakat di Bima cukup makmur dan maju dalam berbagai bidang. Peninggalan Sejarah Ada beberapa peninggalan sejarah yang menjadi jejak keberadaan Kesultanan Bima, diantaranya sebagai berikut a. Istana Asi Mbojo Peninggalan ini dibangun pada tahun 1888 saat masa kepemimpinan Sultan Ibrahim dan digunakan pada masa kepemimpinan Sultan Muhammad Salahuddin. Arsitektur pembangunan Istana Asi Mbojo dirancang oleh arsitek Obzicter Rahatta dengan memadukan gaya Belanda dan Bima. Pada masa Kesultanan Bima, istana ini digunakan sebagai kediaman keluarga Sultan dan sebagai pusat penyiaran agama. Setelah kerajaan berakhir, saat ini Istana Asi Mbojo menjadi museum peninggalan sejarah dan bisa dikunjungi oleh wisatawan. b. Istana Asi Bou Peninggalan lainnya adalah Istana ASI Bou yang dibangun pada tahun 1927, dulunya juga digunakan sebagai kediaman Sultan dan keluarganya. Istana ini dibangun sebagai kediaman sementara karena istana Asi Mbojo sedang dilakukan renovasi. Desain arsitekturnya berupa rumah panggung tradisional yang terbuat dari kayu jati. Pembangunannya menggunakan dana pribadi Sultan Muhammad Salahuddin dan sebagian disokong dari kas keuangan Kesultanan Bima. c. Masjid Sultan Muhammad Salahuddin Pada masa kepemimpinan Sultan Abdul Kadim, dibangun Masjid Sultan Muhammad Salahuddin tahun 1737 Masehi. Pembangunan masjid sempat terhenti, kemudian diteruskan kembali oleh Sultan Abdul Hamid. Desain masjid dibuat bersusun tiga, hampir mirip seperti arsitektur masjid Kudus. Namun, masjid ini hancur setelah di bom oleh pasukan sekutu dalam perang dunia ke-2. Sultan Muhammad Salahuddin kemudian memerintahkan pasukannya untuk pembangunan ulang masjid. d. Masjid Al-Muwahiddin Ada juga peninggalan berupa masjid Al-Muwahhidin yang didirikan pada 1947 saat kepemimpinan Sultan Muhammad Salahuddin. Pembangunan masjid ini bertujuan sebagai tempat ibadah sementara karena masjid Muhammad Salahuddin hancur. Di sini menjadi tempat kegiatan studi Islam, dakwah dan ibadah. e. Rimpu Rimpu diketahui merupakan pakaian wanita muslimah pada masa Kesultanan Bima. Busana ini digunakan sebagai penutup tubuh dan penutup kepala yang terdiri dari 2 lembar kain sarung. Satu kain sarung untuk menutupi kepala, dan satu sarung lainnya diikat pada perut untuk pengganti rok. Rimpu pertama kali dikenalkan di Bima pada abad ke-17 Masehi dan saat ini menjadi salah satu peninggalan Kesultanan Bima. Akhir Kata Sekarang sudah paham ya mengenai sejarah Kerajaan Bima yang pernah berdiri di Indonesia? Dari pembahasan di atas, diharapkan bisa memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai asal usul Kesultanan Bima. Meskipun sebenarnya hingga saat ini masih ada simpang siur sejarah Bima karena sulitnya menggabungkan fakta dan legenda yang diyakini oleh masyarakat setempat. Kamu juga bisa mampir ke beberapa tempat situs peninggalan Kerajaan Bima lho, jika kebetulan berkunjung ke Kota Bima Nusa Tenggara Barat. Semoga bermanfaat.
Kehidupanperekonomian yang utama dari masyarakat Aceh ialah perdagangan. Pada masa kejayaan Aceh, perekonomian Aceh berkembang pesat. Penguasaan Aceh atas daerah-daerah pantai barat dan timur Sumatra banyak menghasilkan lada. Semenanjung Malaka banyak menghasilkan lada dan timah.
3 KEHIDUPAN EKONOMI DAN SOSIAL Kehidupan ekonomi dan sosial Kerajaan Melayu menyerupai Kerajaan Sriwijaya. Para Bangsawaan memeluk agama Budha sedangkan rakyatnya memeluk kepercayaan tradisional Kegiatan perekonomian yang sering dilakukan adalah berdagang. 4.
3 Kehidupan Ekonomi Perekonomian Kerajaan Sumbawa menitikberatkan pada kegiatan pertanian lahan kering. Pertanian lahan kering dilakukan karena sebagian besar Pulau Sumbawa adalah tanah kering. Beberapa hasil pertanian Kerajaan Sumbawa, yaitu padi dan umbi-umbian. Dalam bidang perternakan, Kerajaan Sumbawa merupakan daerah peternak kuda terbaik.
.