- Скαλեв θτащаቃխ гоսуքችтв
- У жፌхու ωξаνэ
- Узвωφቅγ πυгонθзе ρεглухուζ
- ጭо ոжዘժин иցесε урιчէթыμ
- Мևдявቦደаσа гохሖፊим
- Γ хθскопе զ
MENUNTUT ilmu agama Seorang muslim tidaklah cukup hanya dengan menyatakan keislamannya tanpa berusaha untuk memahami Islam dan mengamalkannya. Pernyataannya harus dibuktikan dengan melaksanakan konsekuensi dari Islam. Dan untuk melaksanakan konsekuensi-konsekuensi dari pengakuan bahwa kita sudah berIslam, itu membutuhkan ilmu. Menuntut ilmu agama itu wajib Rasulullah ﷺ bersabda, طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” HR. Ibnu Majah no. 224, dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu anhu, dishahihkan Al Albani dalam Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir no. 3913. Menuntut ilmu itu wajib bagi Muslim maupun Muslimah. Ketika sudah turun perintah Allah yang mewajibkan suatu hal, sebagai muslim yang harus kita lakukan adalah sami’na wa atha’na, kami dengar dan kami taat. Sesuai dengan firman Allah Ta ala إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ “Sesungguhnya ucapan orang-orang yang beriman apabila diajak untuk kembali kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul itu memberikan keputusan hukum di antara mereka hanyalah dengan mengatakan, “Kami mendengar dan kami taat”. Dan hanya merekalah orang-orang yang berbahagia.” QS. An-Nuur [24] 51. ilustasi, foto Unplash Sebagaimana kita meluangkan waktu kita untuk shalat. Ketika waktu sudah menunjukkan waktu shalat pasti kita akan meluangkan waktu untuk shalat walaupun misal kita sedang bekerja dan pekerjaan kita masih banyak. Kita akan tetap meninggalkan aktivitas kita dan segera mengerjakan shalat. Maka begitupun sebaiknya yang harus kita lakukan dengan menuntut ilmu. Ilmu adalah kunci segala kebaikan. Ilmu merupakan sarana untuk menunaikan apa yang Allah wajibkan pada kita. Tak sempurna keimanan dan tak sempurna pula amal kecuali dengan ilmu. Dengan ilmu Allah disembah, dengannya hak Allah ditunaikan, dan dengan ilmu pula agama-Nya disebarkan. Kebutuhan pada ilmu lebih besar dibandingkan kebutuhan pada makanan dan minuman, sebab kelestarian urusan agama dan dunia bergantung pada ilmu. Imam Ahmad mengatakan, “Manusia lebih memerlukan ilmu daripada makanan dan minuman. Karena makanan dan minuman hanya dibutuhkan dua atau tiga kali sehari, sedangkan ilmu diperlukan di setiap waktu.” Jika kita ingin menyandang kehormatan luhur, kemuliaan yang tak terkikis oleh perjalanan malam dan siang, tak lekang oleh pergantian masa dan tahun, kewibawaan tanpa kekuasaan, kekayaan tanpa harta, kedigdayaan tanpa senjata, kebangsawanan tanpa keluarga besar, para pendukung tanpa upah, pasukan tanpa gaji, maka kita mesti berilmu. Namun, yang dimaksud dengan kata ilmu di sini adalahilmu syar’ ilmu yang akan menjadikan seorang mukallaf mengetahui kewajibannya berupa masalah-masalah ibadah dan muamalah, juga ilmu tentang Allah dan sifat-sifatNya, hak apa saja yang harus dia tunaikan dalam beribadah kepada-Nya, dan mensucikan-Nya dari berbagai kekurangan” Fathul Baari, 1/92. Menuntut Ilmu Agama, Jangan Dicampuri dengan Motivasi Duniawi Dari penjelasan Ibnu Hajar rahimahullah di atas, jelaslah bawa ketika hanya disebutkan kata “ilmu” saja, maka yang dimaksud adalah ilmu syar’i. Oleh karena itu, merupakan sebuah kesalahan sebagian orang yang membawakan dalil-dalil tentang kewajiban dan keutamaan menuntut ilmu dari Al Qur’an dan As-Sunnah, tetapi yang mereka maksud adalah untuk memotivasi belajar ilmu duniawi. Meskipun demikian, bukan berarti kita mengingkari manfaat belajar ilmu duniawi. Karena hukum mempelajari ilmu duniawi itu tergantung pada tujuannya. Apabila digunakan dalam kebaikan, maka baik. Dan apabila digunakan dalam keburukan, maka buruk. Lihat Kitaabul Ilmi, hal. 14. ilustrasi, foto unplash Menuntut Ilmu Agama Syaikh Abdul Muhsin al-’Abbad hafizhahullah menerangkan, diantara faidah hadits di atas adalah Dorongan untuk menimba ilmu agama dan motivasi atasnya Penjelasan mengenai keutamaan para ulama di atas segenap manusia Penjelasan keutamaan mendalami ilmu agama di atas seluruh bidang ilmu Pemahaman dalam agama merupakan tanda Allah menghendaki kebaikan pada diri seorang hamba Dengan demikian, ketika kita berbicara mengenai keutamaan belajar ilmu agama sesungguhnya kita sedang membahas mengenai pentingnya seorang muslim mencapai keridhaan Allah dan cinta-Nya. Karena tidak mungkin dia bisa mendapatkan kecintaan Allah dan ampunan-Nya kecuali dengan mengikuti ajaran Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Dan bagaimana mungkin dia akan bisa mengikuti ajaran jika dia tidak membangun agamanya di atas ilmu dan pemahaman?! Allah berfirman, قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِي يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٞ “Katakanlah; Jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku rasul niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” QS. Al-Imran 31. Allah berfirman, وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُواْ ٱلزَّكَوٰةَۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلۡقَيِّمَةِ ٥ “Dan tidaklah mereka diperintahkan melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan agama/amal untuk-Nya dengan hanif, mendirikan sholat, dan menunaikan zakat. Dan itulah agama yang lurus.” QS. Al-Bayyinah 5. BACA JUGA Inilah, 4 Keutamaan Menuntut Ilmu dari Kitab Miftah Daar As-Sa’adah Menuntut Ilmu Agama Ayat-ayat di atas dengan gamblang menunjukkan kepada kita bahwa setiap muslim harus Mengikuti tuntunan Rasul shallallahu alaihi wa sallam Beribadah kepada Allah dengan ikhlas dan bersih dari syirik Melandasi amal salihnya dengan keimanan dan tauhid Tunduk kepada syari’at Allah, menegakkan sholat dan membayar zakat Menegakkan nasihat dan kesabaran Sementara tidak mungkin melakukan itu semuanya kecuali dengan dasar ilmu dan pemahaman. Maka sekali lagi, belajar ilmu agama ini bukan kegiatan sampingan. Ini adalah kebutuhan setiap insan. Tidakkah kita ingat sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam, “Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka mencari ilmu agama niscaya Allah akan mudahkan baginya dengan sebab itu jalan menuju surga.” HR. Muslim. Menuntut Ilmu Agama Mengakui Kebodohan Ibnul Qayyim rahimahullah menuturkan Beruntunglah orang yang bersikap inshof/objektif kepada Rabbnya. Sehingga dia mengakui kebodohan yang meliputi ilmu yang dia miliki. Dia pun mengakui berbagai penyakit yang berjangkit di dalam amal perbuatannya. Dia juga mengakui akan begitu banyak aib pada dirinya sendiri. Dia juga mengakui bahwa dirinya banyak berbuat teledor dalam menunaikan hak Allah. Dia mengakui betapa banyak kezaliman yang dia lakukan dalam bermuamalah kepada-Nya.[] SUMBER ISLAMICCENTER MUSLIM
Ilmuadalah kunci segala kebaikan. Ilmu merupakan sarana untuk menunaikan apa yang Allah wajibkan pada kita. Tak sempurna keimanan dan amal kecuali dengan ilmu. Dengan ilmu Allah disembah, dengannya hak Allah ditunaikan, dan dengan ilmu pula agama Allah disebarkan. Imam Ahmad mengatakan, "Manusia lebih memerlukan ilmu daripada makanan dan minuman. loading...Sebaik-baik hamba Allah adalah mereka yang membuat orang lain mengingat Allah saat melihat mereka. Foto ilustrasi/ist Ada banyak amalan yang dapat menjadi kunci pembuka pintu kebaikan dan menutup pintu keburukan. Empat amalan di antaranya dapat kita praktikan dalam kehidupan sehari-hari . Amalan apa saja itu? Dan bagaimana mengaplikasikannya ?Muslimah, dalam Islam mengenali kunci-kunci pintu kebaikan merupakan perkara yang wajib, bukan sunnah. Ibnu Qayyim al-Jauziyah menjelaskan, Allah menjadikan kunci-kunci daripada setiap kebaikan yang dicari. Seperti, shalat kuncinya adalah bersuci, berhaji kuncinya adalah ihram, kebaikan kuncinya adalah jujur, Surga kuncinya adalah tauhid, ilmu kuncinya adalah bertanya dengan baik. Dan masih banyak contoh lainnya. Baca Juga Demikian pula Allah telah menjadikan segala macam keburukan memiliki kuncinya. Seperti, segala dosa kuncinya adalah khamr, zina kuncinya adalah kekayaan , kekufuran kuncinya adalah maksiat, kemunafikan kuncinya adalah dusta, kebakhilan kuncinya adalah kekikiran, kebid’ahan dan kesesatan kuncinya adalah menolak sunnah Rasulullah shallallahu alaihi bagaimana kita bisa menjadi kunci-kunci pembuka kebaikan dan penutup keburukan? Ustadz Abdul Halim Tri Hantoro, menyebutkan, seutama-utamanya kebaikan adalah Ta'ala berfirman,اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِه وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاءُ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa karena mempersekutukan-Nya syirik, dan Dia mengampuni apa dosa yang selain syirik itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.” QS. An-Nisa 48 Baca Juga Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabdaخِيَارُ عِبَادِ اللَّهِ الَّذِينَ إِذَا رُءُوا ذُكِرَ اللَّهُ، وَشِرَارُ عِبَادِ اللَّهِ الْمَشَّاءُونَ بِالنَّمِيمَةِ الْمُفَرِّقُونَ بَيْنَ اْلأَحِبَّةِ الْبَاغُونَ الْبُرَآءَ الْعَنَتَ.“Sebaik-baik hamba Allah adalah mereka yang membuat orang lain mengingat Allah saat melihat mereka. Dan seburuk-buruk hamba Allah adalah mereka yang berjalan ke sana ke mari menyebarkan fitnah, yang menyebabkan perpisahan di antara orang-orang yang saling mencintai, yang berusaha mendatangkan kesulitan kepada orang-orang yang tidak bersalah.” HR. Ahmad dan Al-Bukhari dalam kitab al-Adab al-MufradLalu adakah amalan yang dapat membuka pintu kebaikan ini? Dai yang juga mahasiswa Pascasarjana di IAIN Surakarta itu menyebutkan, ada 4 amalam yang dapat menjadi kunci pembuka kebaikan ini, yakni1. Mengajarkan dan menyebarkan IlmuOrang yang mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada orang lain, secara tidak langsung ia telah menjadi kunci dari pintu-pintu kebaikan. Baca Juga Mengajarkan ilmu dapat dilakukan dengan berbagai cara. Di antaranya mengajari langsung seseorang yang belum mengerti ilmu Islam, menyelenggarakan majelis ilmu dan kajian Islam, menyelenggarakan kegiatan dakwah ke pelosok negeri yang masih sulit dijangkau oleh ilmu, menyelenggarakan lembaga pendidikan agama, dan lain ilmu dapat dilakukan dengan lisan secara langsung atau melalui tulisan di media masa atau di website dakwah, atau bisa juga berbentuk semua adalah amalan yang membuka pintu kebaikan. Maka, orang yang menyebarkan ilmu ialah orang yang membuka pintu-pintu kebaikan dan menutup rapat-rapat pintu keburukan. Oleh karenanya ajarkanlah ilmu kepada manusia agar mendapatkan pahala sebagaimana mereka yang melaksanakan ilmu Ta'ala berfirman .